Zikra (Kujit) said, "I know you so well, Kak!"
Menurut Kujit, Z
tidak sepenuhnya ekstrovert. Semua orang juga seperti ini. Meskipun salah satu
diantara keduanya (ekstrovert/introvert) pasti ada yang lebih dominan. Namun,
menurutnya, bagi Z, sisi introvert nya tidak kalah kuat dengan ekstrovertnya.
Dengan catatan tambahan, sisi ini hanya bisa dilihat oleh orang-orang terdekat
saja. Oleh mereka yang benar-benar ada di lingkungan terdekat z, membersamai
banyak waktu z.
Katanya lagi,
sebenarnya z tidak punya banyak orang terdekat. Sederhananya, kalau lah dia sudah menjadi apa yang z baca dan z ceritakan, maka dia termasuk ke
bagian sedikit orang terdekat. Lebih
lanjut, Kujit menjelaskan, dari luar z terlihat seperti bisa bergaul dengan
mudah, bisa komunikasi dengan baik, bisa berteman dengan banyak orang, namun
sebenarnya z tidak menganggap mereka sebagai benar-benar
teman. Kebanyakan diantara mereka hanya sebatas kenalan atau rekan. Bagi
z, teman adalah saat dia mampu menyentuh
z secara emosional, dan kenyataannya, tidak banyak orang bisa melakukan ini ke
z. Meski sudah sering ngobrol bareng, main bareng, dst selama dia tidak mampu menyentuh z secara emosional,
maka z belum akan menjadikannya sebagai lingkungan orang terdekat. Dan
ternyata, ada satu-dua orang yang bahkan tidak butuh waktu lama dan intens
dalam berkomunikasi untuk bisa menyentuh z secara emosional. Maka jadilah dia masuk kebagian sedikit orang terdekat itu.
Buktinya?
"Ika tau siapa saja yang kakak ceritakan, siapa
yang kakak bahas. Dan cara kakak membahasnya beda. Sebegitu sedikitnya
orang-orang yang kakak jadikan sebagai lingkungan terdekat kakak."
"Sederhananya, si A meski bertahun-tahun, tiap
kali kakak pulang dia selalu muncul dan kalian tetap berkomunikasi meski sudah
lama gak ketemu, tapi dia bukan orang yang sering kakak bahas. Dia bukan
tipikal yang, ketika kakak menceritakannya, seolah tidak akan habis cerita
tentang mereka. Kenapa? Karena tidak ada hal menarik dari dia menurut kakak. Gak ada hal spesial, jadilah
si A ini menjadi orang biasa saja buat kakak."
Begitukah?
Lalu z mengingat
siapa yang z jadikan teman dekat atau pernah menjadi
bagian dari itu. Orang-orang yang seringkali z hadirkan di banyak momen penting
dalam hidup. Dan ternyata, tidak banyak. Z punya kenalan yang tidak sedikit,
tapi teman, yang sosoknya tidak hanya sering z hadirkan tapi juga senantiasa
menghadirkan z di hari nya, itu sedikit. Bahkan, ketika z rasa mereka tidak
lagi menghadirkan z di hari nya, maka dengan segala kesadaran diri, z pun
mengeliminasi hadirnya dari hari-hari z. Jadilah kita sebagai, yang pernah berteman dekat.
Maka sewajarnyalah z
sedih saat z bilang, "z independen mas!"
Lalu mas Eko jawab, "sok kuat kamu Zi, padahal nggak punya
teman."
Sedihnya karena, z
tidak bisa menampik apa yang mas Eko bilang. Z gak punya teman, katanya. Z sih
senyum aja, karena memang, tidak semua orang bisa kita jadikan teman, meski
seisi dunia menganggapnya baik, jika dia bukan orang yang mau dan bisa diajak,
tidak hanya haha-hihi tapi juga mau jadi lawan debat, lawan marah-marahan, ada
dan menguatkan disaat dirinya pun sama lemahnya, maka dia bukan orang yang bisa
z jadikan teman dekat.
Komentar
Posting Komentar
terimakasih sudah membaca ^O^