Setelah sekian waktu berusaha keras untuk menutup paksa sebuah kisah, Aku disini, selesai menyusut sisa tangis 2jam lalu. Selesai melipat kembali sajadah dan mukena putih, lalu menghampar di lantai. Menopangkan punggung pada pinggiran kasur, menaikkan volume musik agar kamar terasa sedikit berisik, cukup untuk meredam sedu sedan, dan menyiapkan segelas tinggi air putih, berjaga barangkali kerongkongan ku perih menelan dalam-dalam serak tangis dan suara teriak tertahan. Maka, ku mulai menulis kisah lalu itu di lembar ini.
...
Lepas dari aku menamai perjalanan itu sebagai sebuah perpisahan,lepas dari aku mengetahui siapa yang tengah ku temani,
lepas dari aku mengakui bahwa aku tengah mengagumi,
lepas dari aku memberikan petunjuk pada rasa kagum itu,
dan tak berbalas
Aku telah mundur,
semata karena tidak ingin berjuang di medan yang salah,
sesederhana karena mengumpamakan jika aku ada di posisi wanitanya,
seyakin-yakinnya telah salah tempat
Seolah paham,
atau barangkali memang sedari awal tak peduli,
yang dikagumi beranjak pergi
yang kupinta sebagai teman ternyata tak hendak memberi pertanyaan,
"apa kabar?"
"kapan pulang?"
"apa semua baik-baik saja?"
Sudah berulangpuluh kali ku meyakinkan
semua akan kembali baik
pekerjaan tak selalu butuh teman
bahwa teman hanya yang menganggapmu teman pula
dan meski tak hilang sepenuhnya rasa,
perlahan ia mulai mengabut,
tergeletak di dasar
hingga sebuah sapa datang
membalas salam, yang aku lupa bila kusebut sebelumnya
dan aku rapuh
tergugu sendiri
tanpa sebab yang benar kumengerti
terkilir hati dan pikiran
hati bersorak sorai, "aih, akhirnya sampai sudah salam"
pikir bergelut, "sungguh kah aku menitip salam? yang paling lirih sekalipun?"
jemari menengahi, menulis balas pesan singkat, mengungkap bahwa alih-alih salam, sendu yang kusampaikan, "lama tak bersua."
Berkhianat sudah sang jemari,
kelu lidah
yang dikagum bergeming menguji
"selama apa tak jumpa?"
ego mendidih
isak menyesak mulai mendesak
melesak mengilu dada
tangis yang tak hendak ku susut
munafik membumbung, "entah. Tidak pernah
...
semoga bahagia,
paling tidak di doaku.
Komentar
Posting Komentar
terimakasih sudah membaca ^O^