Langsung ke konten utama

Keretaku tak berhenti lama

Ah, ampun. 
Ternyata musim menyapaku lebih cepat. Tapi aku ingin menuntaskan dengan tepat. Maka mohon, biarkan aku mencuat.

Jadi, dia menyuratkan kesiapannya. 
Kesiapannya untuk perempuan lain. 
Bukan aku. 
Teman lama disudut hari nya. 
Seseorang yang seringkali menjadi lawan saingnya yang ternyata tidak seberapa
yang dulu selalu siap sedia telinga berjam-jam mendengar ceritanya, mimpi-mimpinya, keluh kesahnya. 
yang-harus kuakui-selalu menerima perlakuan yang sama, dua bahkan empat kali lipatnya.

lalu, aku dengan bodohnya begitu cepat menamai hubungan kita
melabeli dengan tag yang dulu kurasa tepat, mengingat hatiku belum sepenuhnya seiya sepakat
maka, saat itu kurasa pagar bernama sahabat cukup untuk saling mengikat
dan yah, terbukti sudah, dua insan, adam dan hawa memang tidak pernah dicipta dengan dasar sahabat atau teman semata.
waktu mampu menggiring untuk lebih, pada ikatan yang suci atau menepi sebatas rekan, kawan seperjalanan menuju baka

aih, sudah.
barangkali karena lisan ku yang masih malu menyebut namamu dihela doa pada sujud panjangku, maka Allah siapkan kamu untuk dia yang mungkin pula sudah sibuk mengeja namamu. Dan akhirnya, Allah condongkan hatimu padanya. 

Biar aku sejenak menarik waktu, mengencangkan pasak dan simpul, menguatkan hati. Menata pagar pada hubungan kita kedepannya. Sekali dua waktu, mungkin ketus terbalaskan pada akhir setiap obrolan, maka tolong maafkan. Perempuan begitu, kerapkali angkuh untuk ungkapkan namun sangat ingin untuk direngkuh diam-diam. Pahami saja, manatau nanti wanitamu seperti itu. Bertingkah, menunjukkan kerucut pada bibir nya, alih-alih senyum dengan mata segaris, yang kau dapati justru kerut dalam di dahi. Ah, tau apa aku tentang perempuan. Sedang isi hati sendiri, yang sudah sangat jelas terbaca oleh orang sekitar, tak mau untuk ku amin kan.
Berbahagialah sewajarnya, karena kedepan tentu rintangan banyak yang harus kau hadang. Merengkuh restu calon Ayah baru mu, hanya satu dari sekian. Menaklukkan hati calon Ibu dari anak-anakmu sekian besarnya lagi. Aku, tampaknya masih akan meminjam label “sahabat” sebagai dalih, untuk terus diam-diam mendoakan kehidupanmu. Hal yang dari dulu sudah kulakukan ulang-berulang. Mendoakan kehidupanmu tentu tidak sama dengan menghidupkan namamu di doaku kan? Aku masih terlalu malu untuk menghidupkan nama seseorang di hela doa, karena masih jauh dari kata pantas untuk meminta di datangkan, khawatir kalau-kalau Allah benar menyegerakan kedatangannya, sedang hati ku belum sepenuhnya sepakat memberi ruang untuk satu orang. Kontras memang, merasa cukup tanpa satu ruang, namun menyeka (meski sedikit) saat kau, yang pernah ku maktub kan sebagai tipikal yang akan kusebut dalam doa, menyuratkan untuk menyebut nama lain dalam doamu. Pelajarannya adalah, kereta tidak pernah menunggu lama.
Jadi, kutunggu kabar bahagia itu.

Ayo temanku lekas naik,
keretaku tak berhenti lama..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

tak pernah ada kata terlambat untuk sebuah kado

baru pulang nganterin biank -my blue notebook- ke customer service nya di gatsu tadi. ditemenin sama murobbiah yang baik hati. nyampe dikosan langsung mendadak mellow. belum berapa jam, kosan udah jadi sepi bangeet tanpa biank , ini aja ngeblog pake laptop nya Geu :'( selama seminggu gabisa liat biank, gabisa nonton, gabisa donlod running man dan barefoot friends, gabisa denger playlist gabisa ngerjain paper opa dan gabisa gabisa lainnya. sedih banget, tapi gapapa demi kesehatan biank kedepannya. really miss my lovely biank {} .  kado tampak depan tadi murobbiah yang baik hati ngasih kado ulangtahun, yang udah disiapin lebih dari sebulan yang lalu. tapi karena kitanya jarang banget ketemu akhir akhir ini jadi kado manis itu belum sempat berpindah tangan. dan kado nya lucuuu, jadi sedihh *loh* kertas kado nya sampe udah lecek banget saking udah lama nya tergeletak pasrah di mobil. tapi tentu ga ngurangin esensi ukhuwahnya dan absolutely esensi isi kadonya, tetep cantiik. yip

ala Chef

Hi! Akhirnya update blog lagi. Btw, hari ini masak. Yah biasa sih, kalau dirumah emang harus masak sendiri, karena Mama kerja, pulangnya baru sore, jadi kalau mau makan sesuatu yang masih anget ya masak sendiri. Nanti z ceritain masak apa hari ini. jari luka Tadi waktu masak ada drama! darah di cangkang telor Jadi tadi mau motong jeruk nipis, karena masaknya di toko dan gak ada talenan (alas buat motong) jadi sok-sok an motong sambil megang jeruk nipisnya, terus yah alih-alih motong jeruk nipis malah motong jari telunjuk ^^ Langsung berdarah. Sebenernya luka nya gak begitu dalam, tapi Z  biasanya kalau luka, darahnya susah berhenti. Padahal papa udah bilang, motongnya di meja aja, dialas pakai plastik. Nanti luka jarinya. Dan kejadian. Karena malu, meskipun perih langsung ditutup pakai tissue. Masih sok-sok an gamau bilang, udah ngabisin dua tissue penuh darah segar dan darahnya sampai tumpah ke cangkang telor, terus dialirin air yang banyak banget, tetep aja darahnya

Zia, pekerjaan dan teman.

Tampaknya satu-satunya alasan Zia masih bersosialisasi dan berhubungan dengan orang-orang ditempat kerja adalah bu Siska. Karena masih ada bu Siska. Karena masih punya tempat kembali untuk berkeluh kesah atau sekedar membahas kejadian bersama orang-orang diluar sana. Karena masih ada sosok yang setipikal dan sama, maka apapun yang kita bahas akan mendatangkan pemahaman yang sama tanpa perlu effort lebih untuk menjelaskan terlalu detail. Atau dalam bahasa singkatnya : hubungan mode hemat energi. Jadi bukan masalah besar harus menghadapi orang-orang diluar sana karena toh masih ada tempat untuk recharge energi karena rasa lelah setelahnya. Namun tentu perasaan yakin yang aku tulis diatas baru terasa saat sampai waktunya kita berpisah. Terdengar egois karena seperti Zia kehilangan tempat recharge energi nya, terbaca seperti ini hanya rasa sedih sepihak yang dipaksakan. Entah apa bu Sis merasakan hal yang sama. Semoga apapun yang terjadi diluar sana akan menjadi hal-hal baik untuk bu Sis d