Tengah berada di titik goyah. Bukan karena tak yakin, tapi lebih kepada merasa kurang aman dengan posisi saat ini. Rasanya mau terusik tapi belum memiliki kepastian. Bukankah sejak awal sudah dimaktubkan bahwasannya kita tak hendak menjadi penghalang bagi yang ter-tepat untuk satu sama lain, apabila kita tak sejalan? Lalu saat terlintas ingin berbagi keluh kesah, hendak meminjam waktu, sebagian memori, dan telinga sang penanti, dia kini mulai memasang pagar-pagar tinggi melingkupi dirinya sekeliling. Masih disisakannya celah terbuka di gerbang, namun langkahku urung tergerakkan. Katanya, boleh, saat ku izin meminjam semua dari nya yang ia punya, waktu, memori, dan telinga. Tapi, hanya sampai tiba saatnya salah satu diantara kita saling menemukan tempat berlabuh. Karena jika saat itu tiba, tak elok pabila kita masih menjadi yang saling menanti dan menyediakan. Menanti kabar dan cerita, menyediakan waktu untyk mendengarkan. Bukankah sudah ada tempat berlabuh, tempat semuanya harus