Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Goodbye crush!

Butuh waktu beberapa minggu setelah aku (merasa) berdoa sungguh-sungguh, sepenuh hati, kepada Rabb ku untuk memberiku alasan agar berhenti dari rasa mengagumi sepihak ini, sebelum doaku perlahan diberikan titik terang. Barangkali tangisku yang seperti ini akan menjadi semakin sering, meningkat intensitasnya pabila kita bersama. Apabila aku memaksakan diri untuk menjadi yang sesuai bagimu. Dan ternyata memang, mengenal dalam waktu lama tidak pernah membohongimu pada dampak ketika kamu bercerita, berkeluh kesah pada oranglain. Seorang teman lama, yang membersamaimu dari jauh baik diwaktu senang hingga di titik terendah hidupmu, tau bagaimana cara menasehatimu, memberimu semangat, atau meredam hypertension mu tanpa melukai hatimu. Tanpa mencederai ego mu terlalu parah. Tanpa membuatmu terlihat menyedihkan. Sedang seorang lainnya, yang hadir dalam waktu singkat namun segera (terlihat) sesuai dengan yang kamu cari selama ini, masih mampu membuatmu terluka parah. Mungkin karena

yang sarat emosi.

Belakangan saat mengenal kata galau, baper, dan sensi, apa-apa yang seseorang lakukan selalu saja ada yang memaknai demikian. Apa rasa empati mulai pudar? Apa musisi tak lagi menulis lirik lagu syahdu yang sendu? Apa pelukis tak pernah lagi melukis luka hingga tangis? Apa emosi di muka bumi hanya sisa rasa senang saja?Apa semua kejadian hanya yang melibatkan tawa bahagia saja? Wah palsu sekali. Lalu pasti akan muncul pembelaan seperti ini: "ya kalau bisa memilih untuk menunjukkan emosi positif kenapa harus menampilkan yang negatif? Kalau bisa bahagia kenapa harus sedih? Kalau bisa kuat dan menguatkan kenapa harus lemah?" Lupa kah kamu bahwa yang satu ada karena terdapat pembandingnya? bahwa sejak dulu kala dunia seputar yin dan yang. bahwa hidup itu tentang dualitas (bahkan lebih), tentang keseimbangan bahwa senang ada karena sedih pun dicipta positif muncul karena ada negatifnya bahkan malaikat pun ada lawan nya yang baik dikatakan baik karena ada pemb

Serangkum kisah

Setelah sekian waktu berusaha keras untuk menutup paksa sebuah kisah, Aku disini, selesai menyusut sisa tangis 2jam lalu. Selesai melipat kembali sajadah dan mukena putih, lalu menghampar di lantai. Menopangkan punggung pada pinggiran kasur, menaikkan volume musik agar kamar terasa sedikit berisik, cukup untuk meredam sedu sedan, dan menyiapkan segelas tinggi air putih, berjaga barangkali kerongkongan ku perih menelan dalam-dalam serak tangis dan suara teriak tertahan. Maka, ku mulai menulis kisah lalu itu di lembar ini. ... Lepas dari aku menamai perjalanan itu sebagai sebuah perpisahan, lepas dari aku mengetahui siapa yang tengah ku temani, lepas dari aku mengakui bahwa aku tengah mengagumi, lepas dari aku memberikan petunjuk pada rasa kagum itu, dan tak berbalas Aku telah mundur, semata karena tidak ingin berjuang di medan yang salah, sesederhana karena mengumpamakan jika aku ada di posisi wanitanya , seyakin-yakinnya telah salah tempat Seolah paham, atau barangk

Perihal menatap.

Beberapa waktu terakhir ada hal yang mulai ku perhatikan karena menyadari untuk tindakan yang sama "eksekusi"nya berbeda. Kali ini tentang, menatap. Bagiku, menatap lawan bicara saat berkomunikasi adalah hal yang penting. Mata dengan segala bentuk dan raut nya menyiratkan bahasa yang jauh lebih jujur dibanding yang tersampaikan lewat mulut. Aku terbiasa menatap lawan bicaraku dan memperhatikan bagaimana cara mereka menatapku. Melalui tatapan aku bisa merekam dengan baik, bagaimana ekspresinya saat berbicara, gesture tubuhnya, dan hal tersirat yang tak mampu ia utarakan dengan kalimat. Aku tidak tau bagaimana dengan oranglain, namun bagiku, ketika aku menatap lawan bicaraku biasa saja, hanya sekedar menatap, maka besar kemungkinan bahwa tidak ada hal spesial diantara kami. Hanya ada hubungan umum seperti teman kerja misalnya atau teman main. Menatap dengan biasa, hmm ku deskripsikan sebagai tatapan yang tidak tajam, mata yang tidak begitu membola, dan saat senyum

Random chat ep. pasid/padiq/Aa Sidiq.

Morning Saturday!  Hari ini ulangtahunnya masku, mas Syad. Sejak mulai kerja di SUAI mas-mas nya makin banyak. Mulai dari mas-mas housemate sampai mas-mas trainee pricing. Hari ini salah satunya ulangtahun ke 24. Ah, hari ini juga ulangtahunnya maknae kosan Kalijati, Rani. Semoga apa-apa yang didoakan disegerakan Allah ya mas dan Rans. Luv ❤ Anw, welcome back to Random chat! Kali ini episode Zizi dan Ndung. Diantara banyak kesempatan memperkenalkan diri, z selalu memperkenalkan diri sebagai Zia. Keluarga memanggil dengan panggilan Ya. Sedangkan kebanyakan dosen ataupun orang-orang baru lebih sering memanggil Maresta, diambil dari kata pertama nama lengkap. Dari banyak kesempatan itu, ada sedikit orang yang punya sapaan sendiri. Salah satu teman SMA dengan santainya memanggil Apuak (gendut dalam bahasa minang), seorang lainnya memanggil Ndut (gendut dalam bahasa yang sebenarnya) dan dua orang rekan kerja z manggilnya Zizi. Adalah diantaranya, Uda dan pak Sidiq, well Aa

Random chat ep. Rindu Arin

Sesungguhnya become needy affection people kepada seseorang yang lack ability to showing of their affection itu bahagianya seru. Ain itu tipikal anak yang sulit sekali menunjukkan afeksinya ke orang terdekat. Padahal mah sayang, sayang banget malah. Z menulis banyak banget momen tentang manis nya sikap Arin yang munculnya hanya diwaktu tertentu dan tidak bisa diprediksi. Hal sederhana seperti tiba-tiba nyodorin tolakangin abis kita hujan-hujanan di pantai, terus sadar z gabisa minum tolakangin seperti minum madu sachet, jadilah dia inisiatif ngebukain tutup botol minum, biar z abis minum tolakangin langsung minum air putihnya, biar gak muntah. Atau selalu siap sedia hijab lebih waktu kita kekurangan hijab semasa liburan bareng. Dia juga selalu mempersiapkan banyak hal duluan, waktu z cek di rumah sakit, dia sudah siap sedia, datang kerumah sakit dengan berbagai printilan, katanya, "jaga-jaga kalau kamu harus opname."  Alhamdulillahnya waktu itu cuma masuk UGD, ngga

Sekelumit (tentang) perempuan ep. Karena

Adakalanya satu-dua perempuan dengan gemas nya mendoakan kamu untuk segera menikah. Bukan hanya karena mengasihimu, namun lebih kepada karena kepastian statusmu merupakan penawar terakhir bagi hati nya yang terbirit-birit saat kau hadir di jarak pandangnya. Tadinya ingin mendoakanmu untuk dirinya sendiri, lalu sadar kamu telah berpunya pada hati yang lain, maka mendoakanmu menjadi halal untuk yang lain, menjadi tawar baginya untuk segera menuntaskan perkara rumit yang tercipta, sebagian besar karena kesimpulannya sendiri. Ah, terlalu banyak karena. Karena perempuan.

Sekelumit (tentang) perempuan

Percayalah, sebagian besar perempuan, ketika muncul hasrat ingin tahu nya, celah sekecil apapun mampu dibukanya menjadi jurang mengaga. Serapi apa menghilangkan jejak, sangatlah pandai ia temukan. Untuk kemudian menambah rumit pekerjaan rumahnya sendiri: satu untuk menahan dentum degup jantungnya, dua untuk menahan diri melanjutkan pencariannya. Terlepas dari hasil pencariannya membuahkan rasa sakit penyesalan atau bahagia bersemu, ia mampu. Yang lebih epik lagi, kemampuannya memoles kalimat dan keadaan, hingga seolah semua informasi datang tanpa ia cari. Lalu menjadi dalil pembenaran atas sekian episode salah tingkah atau lamun murung di wajah. Perempuan, kau tahu, kami begitu. Hati-hati, kamu.

Random Chat 2

Malam minggu kali ini ditinggalin mas Zaki dan mba Fira pulang ke surabaya dan pasuruan. Keduanya, geng tetua, "Ayah-Ibu" nya Pricing Team pulang. Jadilah, tinggal kita bertiga. The oldest son-daughter and the " bubly charming " last child (kaya judul lagu jaman dulu ga sih? 😅). Anw, malam ini kita memutuskan untuk ke Cifest, karena mba Amel gamau malem minggu sekedar dikosan. Dan sekali lagi, karena ga ada mas Zaki yang biasanya nyetirin kita, kali ini kita bertiga kembali pakai jasa taksi online.  Baru aja turun dari mobil, dapet sms promo dari S*bucks buy 1 get 1.  Baiklah, sesekali minum kopi tidak akan masalah, seharusnya kan? 😅 Tapi yah, karena "ketidakbiasaan" itu, kopi yang tidak terlalu manis malam ini jadi obat pencahar yang cepat bereaksi sekaligus penahan kantuk yang terlalu ampuh, sampai akhirnya sedinihari ini masih bisa nulis blog 😅 Anw, random chat kali ini tentang itu. Mas Syad, Mba Lia dan (aku geli menulis kata selanjutny

Random chat

Sepagi ini kerjaan SMA 17B dan 13assy udah oke, masih ada beberapa yang #N/A tapi yaudah, ditinggalkan saja, karena semua usaha udah dilakukan 😅 Akhirnya, bisa ngeshare random chat. Random chat nya ngebikin senyum senyum sendiri baca nya. Suka ga habis pikir, nih kenapa orang-orang mendadak jadi gini 😅  Yang ini chat terandom dari manager. Lelah mereun ya, beberapa waktu terakhir ngurusin report dan sto dan temuan audit, sampai gabisa jengukin anaknya di Balaraja bulan ini. Terus pagi-pagi ngomongin momen yang z suka. Momen ketika bulan baru muncul lalu hujan mulai turun. Jangan tanya apakah ini memungkinkan secara ilmiah atau ngga, tapi selama ini, biasanya, sebelum hujan suka mendung, dan kalau mendung gabisa lihat bulan 😅  Dua chat selanjutnya adalah kerandoman Eta dan Kujit. Mendadak ngeposesifin. Dulu-dulu nya emang udah pada posesif, tapi gak seterbuka ini poses nya. Lucu aja sih, nih orang udah pada jauh, teteup weh poses, gimana kalau deket 😅 Dan secara

Zia menurut Zikra

Zikra (Kujit) said, "I know you so well, Kak!" Menurut Kujit, Z tidak sepenuhnya ekstrovert. Semua orang juga seperti ini. Meskipun salah satu diantara keduanya (ekstrovert/introvert) pasti ada yang lebih dominan. Namun, menurutnya, bagi Z, sisi introvert nya tidak kalah kuat dengan ekstrovertnya. Dengan catatan tambahan, sisi ini hanya bisa dilihat oleh orang-orang terdekat saja. Oleh mereka yang benar-benar ada di lingkungan terdekat z, membersamai banyak waktu z. Katanya lagi, sebenarnya z tidak punya banyak orang terdekat. Sederhananya, kalau lah dia sudah menjadi apa yang z baca dan z ceritakan, maka dia termasuk ke bagian sedikit orang terdekat . Lebih lanjut, Kujit menjelaskan, dari luar z terlihat seperti bisa bergaul dengan mudah, bisa komunikasi dengan baik, bisa berteman dengan banyak orang, namun sebenarnya z tidak menganggap mereka sebagai benar-benar teman . Kebanyakan diantara mereka hanya sebatas kenalan atau rekan. Bagi z, teman adalah saat dia mamp

pamit

Dalam fantasi ku, kau bersemayam. Tersenyum hangat ke arahku Dalam imaji paling liar ku, kau tengah bersanding dengan cincin melingkar menghias jari manis, kopiah merah khas baju adat minang membalut tubuhmu yang tak begitu berisi. Baik keduanya, wajahmu tetap berbingkai senyum. Deret gigimu semakin banyak kau tunjukkan selang berganti tamu yang datang. Entah senyum itu untukku atau bukan, aku bahagia. Aku yakin kau pun sama. Entah kau sadar atau tidak, aku hadir. Bermaksud mengucap salam perpisahan yang paling akhir. Barangkali hanya kucing dapur yang terusik akan datangku tadi, ditambah seorang bayi laki-laki, keponakanmu yang seketika menangis histeris. Selainnya tak ada. Kau bahkan tak lagi acuh saat sekian banyak orang dengan santainya menghadangku, berlalu melewatiku. Senyum mu masih tak jua luntur. Barangkali hanya temannya kucing dapur yang tak sengaja lewat, terkejut lalu mengibas ekor yang tau hadirku tadi. Ditambah seorang ibu hamil yang terkesiap saat ku beranjak pe

Uda

Belakangan cerita tentang Uda memenuhi beberapa laman. Beberapa postingan memuat Uda, beberapa kisah yang tak selesai ditulis pun ada Uda, satu dua puisi pun berkias tentang Uda. Apa yang membuat Uda menjadi seringkali muncul di beberapa waktu terakhir? Adakah aku tengah mengulang fase cerita lama? Tidak. Uda kerap kali muncul karena eksistensinya selama 2bulan terakhir benar-benar ada pada hal-hal major. Ataupun hal-hal kecil yang bagiku bisa menjadi spesial karena jarang kudapati pada orang lain. Uda bukan tipikal laki-laki yang akan memberikan jaketnya padaku, meski ia telah bertanya "apa kamu kedinginan?" dan kujawab "ya ". Dia pun bukan tipikal yang mengambil peran sebagai big brother pada umumnya, yang akan mengeluarkan kalimat bijak untuk menasehati atau bersikap selalu melindungi.  Hal standar saja, saat tengah menyeberang jalan yang terlalu ramai, jika aku bersama dengan orang-orang yang mengambil peran sebagai big bro seperti bg Yan atau mas Zaki, mer

Koala and duo Musketeers.

Bulan lalu, menikmati wangi Bandung dan mengucapkan salam perpisahan. Berterimakasih untuk lebih dari 4tahun mengizinkan aku menjadi satu diantara banyak manusia yang mendiami tanahnya, menghirup udaranya, mengomentari ini itu kemacetannya dst.  Bulan lalu, lepas Idul Adha ke8 yang kujalani tanpa mama papa dan adek, lengkap dengan perasaan sedih karena harus mengucapkan perpisahan juga untuk seseorang yang dengan baik nya datang dan bersedia menjadi teman ditempat asing: pekerjaan. Meski pada akhirnya, aku bersyukur karena ternyata kita belum benar-benar harus berpisah, tapi rasa malu tidak bisa diredam lagi. Sukses untuk menghindarinya, mendiamkan hadirnya, salah tingkah lalu akhirnya menyerah dan mengutarakan semua kekesalan yang berbalut bahagia itu. Dia tidak jadi pergi. Kita belum harus berpisah. Dalam 2bulan pertemanan kita, awal bulan lalu, Idul Adha itu, adalah salah satu momen yang terlalu dalam tersimpannya. Terlalu rapih dan sudah mengambil tempat permanennya. Meski

Teori Efisiensi

Belakangan kudapati beberapa waktu emosional yang terlewati, fase dimana kita nyaris tidak berkomunikasi padahal saling tau kalau punya cukup waktu untuk sekedar bertukar sapa, mampu menjadikanku untuk belajar meredam gejolak kekesalan yang membuncah. Mengeluarkannya perlahan hingga akhirnya mampu kembali menjadi baik-baik saja. Benar pulalah adanya, masalah, ketika kamu mampu menghadapinya akan membuatmu lebih dewasa. Lalu izinkan aku mengupas sedikit cara pandang baru (baru karena baru kutemukan, bisa jadi banyak orang diluar sana sudah lama memahami ini) mengenai teori efisiensi yang sempat dijelaskan oleh seorang perempuan, senior supervisor produksi di perusahaan tempatku belajar (aku memilih melihatnya sebagai tempat belajar alih-alih tempat bekerja) saat ini. Siang itu, dengan tuntutan harus mampu mengimbangi trainee lain yang sudah lebih lama, aku diberikan kesempatan belajar langsung dari SSPV Produksi. Setelah diberikan penjelasan singkat sembari duduk sebelahan di m