Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2014

Tudung malu

 G adalah Aku yang tengah merindu, menyergap kamu hinggap lalu sudikah penuhi pintaku? bertandang saja lah di mimpiku! jangan di hari ku 29/12/2014 00:38 sudahkah kamu tau? ah, rinduku ditudung malu  

kisah pada aksara

Hai! Aku memutuskan untuk menulis ulang banyak monolog, sajak dan puisi dari lembar hari kemarin. Dari orang-orang yang menemani meski tidak sampai akhir. ketika aku membaca ulang semua tulisan itu, aku jatuh hati. Jatuh hati pada susunan diksi, pada rima, pada tanda baca. Aku tidak pernah berpikir akan bisa menulis kalimat-kalimat itu jika aku sedang tidak merasakannya. Karenanya, sungguh. Dari ketulusan semua kenangan, aku ingin berterimakasih. Terimakasih atas pendewasaan yang terhampar, atas kisah-kisah lucu yang menyedihkan, atas semua senyum dan kebahagiaan. Sungguh menyenangkan bisa saling mengenal dan memberi jeda pada tulisan-tulisan ini. Diatas semuanya, aku tidak menuliskan ada berapa H, berapa G, berapa A ataupun berapa J. Karena toh , itu hanya bagian dari alfabet. Bisa saja aku mengganti G dengan M, C, B atau variabel apapun. Meski alfabet-alfabet tersebut merujuk pada kejadian, seseorang, waktu atau sebuah kisah, aku tidak pernah menyebutkan ada berapa hitungan me

Sajak-sajak singkat

G (I) aku fikir diam telah banyak memendekkan jarak, ternyata itu adalah bahasanya. kabar baiknya, kita mengerti. sejauh ini (II) ruang kita adalah jarak, bahasanya diam. hebatnya, saling mengerti lewat satu-dua kata dan tanda senyum. bahkan senyumpun lewat titik dua kurung! (III) cukup mengerti, kata-kata itu aku dan kalimat ini kita. selalu begitu, bercerita dalam diam.  (IV) kenapa? ada yang berubah pada sikapku? coba lihat lagi hatimu, barangkali jawabannya sudah ada disana.  (V) purnama kedua akan segera terlewati. terimakasih pada setiap detik yang mengaduk dan membolak-balik perasaan kita. terimakasih karena masih bertahan memegang kemudi.  (VI) tidak peduli apakah kamu jauh atau dekat, terlihat jauh ataupun terlihat dekat. kamu sudah punya halaman sendiri. sekarang atau esok lusa, meski keadaan sudah berbeda kamu tetap apa yang selalu aku baca  (VII) seringkali bagiku kau layaknya hujan. turun sedikit menyejukkan atau deras membuat kuyup, ak

Sayang

G aku harus menulis, sayang  karena ada banyak yang ingin diungkapkan --yang tak kunjung cukup waktu untuk kusampaikan--  karena ada banyak yang tak bisa aku tanyakan --oleh sebab tak cukup berani kukatakan--  tenang, tenanglah, sayang aku tidak akan menanyakan dan tidak ingin menanyakan, ketika Kau datang, dari mana saja Kau hari ini, kemarin, dan sebelum kemarin karena aku pun tidak ingin tau. tak pula ingin bertanya atas sebab apa Kau datang dan memutarkan musik, lantas melenggang pergi meninggalkan aku diantara dua cangkir latte seperti yang Kau lakukan terkahir kali aku tidak peduli. izinkan aku menulis, sayang menulis sebait puisi, yang lantas kuhapus kembali. lalu menulis sebaris lagi tapi yang terukir hanya kalimat yang sama tak juga mampu mewakili.  aku lah patung, sayang. yang kau tikam berulang, dengan pisau yang sama, di tempat yang sama. luka nya sama, sakit perihnya pun sama. hingga akhirnya aku hilang rasa.  malam ini aku tak lagi puitis, say

Pengganggu butuh waktu

G dan A sudah menghabiskan satu bar coklat melewatkan berjam-jam waktu tak jua satu huruf bertamu (karena) Nama kamu, Hey, pengganggu! tidak ada keterangan tanggal kapan tulisan ini di posting di tumblr

Jejak

G untuk masa-masa dimana aku belum bisa pastikan pulih seutuhnya, jangan terlalu lama bersarang disana jejak, itu meluka tidak ada keterangan tanggal kapan tulisan ini di posting di tumblr

kepada Cah: cermin

G kepada malam aku tergugu, seharusnya aku mencari. menemukannya terlebih dahulu. sebelum kata itu terucap. kepada waktu aku terhempas menatap pias pada baris kalimat yang masih saja sibuk menyebut kisah paragraf masa lalu, sedang kamu tak pernah bergeming dari cermin. seringan apa aku bisa memaki? hanya akan mencabik pada diri, dan kamu, yang tak akan berpaling dari cermin. mestinya aku hantarkan kepingan mawar hitam ditali-pitakan seekor tikus mati ke teras kamar mu atau menampar wajahmu di depan cermin, Cah sebagai pelunasan untuk pelarian pada hati yang dulu susah payah melupakanmu dan kau tarik kembali dan kini kau lepas lalu berusaha kau hapus dengan keluhan cengengmu pada cermin meminta kembali pada masa lalu, sebelum aku. bodohnya yang aku lakukan hanya diam. tetap saja menatap di kejauhan memastikan apakah baik-baik saja disana bahkan tidak mengutuki hadirmu, meski sepintas lalu. dewi kah aku? seharusnya kau, tidak memanfaatkan aku dalam usaha

Salam dan Sapa

G aku melihat kamu dari kejauhan tanpa harus membuka pintu dan jendela aku tau kamu mengetuk, mengutarakan salam. licik sekali bukan? menyapaku dengan salam kalimat yang wajib aku jawab meski enggan bertukar sapa belakangan kamu seringkali datang, meninggalkan jejak bukan menolak dan tak ingin sekedar berteman tapi bagiku butuh lebih banyak waktu untuk menyelesaikan ini bahkan saat aku telah merasa pulih dan kamu datang, tetap saja sekotak masa lalu itu bergetar "apakah aku sebaiknya tak muncul lagi?"  tanyamu, aku tidak pernah ingin menghapus apapun dan siapapun aku menikmati setiap hal yang terjadi memaafkan meski tidka pernah bisa melupakan tidak membuat sekat atas nama pertemanan, hanya saja aku masih butuh waktu waktu untuk terbias dan percaya kita adalah teman "berapa lama?" katamu entahlah. jangankan kamu, akupun tidak tau. karena luka, sekalipun telah hilang bekas, rasa perihnya tak pernah terhapus tidak ada keterangan tanggal ka

Kamu harus lupa

G kamu yang pernah menggenggam sembari memayung di kala hujan katakanlah aku, yang seluruh kata-katanya telah terenggut lewat jemarimu. Kelu katamu, "hujan telah reda" tidak ada keterangan tanggal kapan tulisan ini di posting di tumblr 

Tol

A hai lajur tanpa hambatan, katanya memang tak kutemui lampu lalulintas sepanjang jalan dari fajar terbersit hingga purnama tenggelam di peraduan Adalah kita yang mengendara pada 126km dikali dua Hati mu kah yang tertinggal disana? tidak ada keterangan tanggal  kapan tulisan ini aku posting di tumblr.

Sekali Waktu

A sekali waktu seperti malam ini aku mohon kamu untuk tidak tersenyum saat aku menarik gagang pintu dan menemui wajahmu beberapa langkah di depannya karena menatap seulas senyum di wajah itu, membuat aku harus sibuk menata hati yang sebelumnya telah compang-camping karena ulahmu kamu hanya akan membuat ini menjadi begitu panjang meninggalkan aku yang terseok berusaha membujuk mata dan hati yang tak kunjung tenang sekali waktu seperti malam ini aku berharap bukan dirimu yang aku temui, di ujung, dibalik pintu kedua saat aku menarik gagang pintu pertama bukan aroma kamu yang tertiup angin malam ini, menggelitik setiap syaraf mengikat aku pada kesulitan bernapas sekali waktu seperti malam ini aku akan terus berbohong, mendusta pada diri agar paling tidak kamu tetap di ujung sana berdiri, dengan tenang menatap saat aku menarik gagang pintu dan berdebar menanti kamu dengan senyum itu gak ada keterangan tanggal kapan tulisan ini di posting di tumblr

Tak tahu malu!

A aku yang tidak akan berani mengungkapkan satu kata itu namun terus mengamati kamu dan menjaga agar tetap ada dalam jarak pandangku aku yang akan terus menjadi bodoh dengan diriku sendiri menyilahkan kamu memberi degup pada satu waktu dan membiarkan kamu menyayat luka pada waktu lainnya masih aku yang terus saja terpaku anganku, inginku akan kamu. paling tidak bayangmu. bayang utuh, tanpa bayang masa lalu gak ada keterangan tanggal kapan tulisan ini di posting  di tumblr

Simpul

G senja itu saat matahari kota kenangan mulai lelah dan memilih mengalah pada gumpalan awan mengelabu, langkah yang tak sabar ingin menjejak keramik pucat putih ini, tersendat langkahnya terkait, tak sengaja menginjak tali sepatu sedetik hampir terjatuh, lantas seperti sebuah reka ulang adegan, potongan-potongan kejadian berkelebat tentang matahari di peraduan, bulan tampak samar, bintang satu-dua bersinar tentang jalanan padat yang entah mengapa tak terdengar bisingnya --belakangan ternyata efek hallo -- papan reklame besar dan pipi merona tentang sepatu dan simpul tali yang terlepas: Dan akhirnya ada yang salah! aku temukan kesalahan pada hujan yang tak hendak turun pada rok batik hitam putih corak bunga dan utama, pada simpul yang terlepas langkahku akhirnya limbung, sempurna sudah jatuhnya.   gak ada keterangan tanggal berapa post ini aku tulis di tumblr.

Resah

J dan H aku masih duudk disini, dibawah langit malam bertabur bintang berusaha keras mengurai kisah untuk kutulis namun jemari ini kaku ketika harus menggerakkan kuas seolah telah habis seluruh tinta, telah mengering seluruh perkamen dan tak ada lagi kata yang tersisa aku kelu, gugup bergetar hanya mampu menerawang jauh, menatap bintang apakah ia menatapku disana? dari balik cahaya bulan yang lembut? adakah ia senantiasa mengingat pada setiap cerita yang dulu usil kamu goreskan di batang-batang kayu besar pada bukit belakang sekolah? masihkah ia tersenyum seperti malaikat? jawab aku resah!  29 Apr 2013 yang satu tersenyum yang lainnya mengukir

Jangan larang aku main hujan!

J kamu tidak tau seberapa besar cintaku kepada hujan sekuat apa hasratku menantinya turun membasahi sepetak taman ini kamu tidak mengerti kenapa aku begitu merindukan hujan hingga membiarkan tiap tetesnya menyentuh wajahku dan menebak kemana tetes selanjutnya akan turun kamu tidak paham sekalipun melihat aku menangis saat hujan ini tinggal gerimis saja. 31 Aug 2012 

Pelepasan

H masih suka jalan-jalan memainkan air di tepi pantai, menikmati bulir hujan yang jatuh, menghirup wangi mawar, menyaksikan pelangi, bermain kembang api dan menemani malam bersama bulan bintang. masih suka mengingat setiap kejadian yang mengundang tawa ataupun haru. masih seperti itu, masih ingat aku? sudah melupkan aku ya tampaknya. tak apa lah, karena mungkin aku tak begitu banyak memberikan warna bagi kanvas itu. hanya saja, cerita-cerita kecil kita dulu, terlanjur tertoreh dengan cat minyak, hingga ta pernah luntur ataupun pudar sampai saat ini sekalipun. saat ketika sang penoreh kuas lupaakan lukisannya. selamat malam! selamat datang kembali mewarnai halaman awal akun fb saya tentu sudah bukan dengan warna yang dulu lagi, meski jujur saja sampai saat ini saya masih tetap harus berusaha lebih keras untuk menetralisir warna-warna itu. selamat! semoga tetap tersenyum dan bahagia. saya disini sedang berusaha lebih keras untuk berdamai dengan cerita kecil kita :)

Lepas

H dan J Kau tau, setelah begitu banyak malam kuhabiskan dengan sedikit hal sia-sia tapi selalu kulakukan. Katakanlah itu seperti mempertanyakan "kenapa kita begini" , "kenapa kita harus kenal" atau "kenapa kau begitu" dan banyak kenapa lainnya. Malam ini, semua kunyatakan selesai! Izinkan aku mengucapkan selamat untuk hatiku. Selamat karena mulai saat ini sayapnya tak terbebat lagi, mampu mengarung bebas menemani angin. Selesai masa lalu. Titik. 11 Oct 2012 

Buih

H dan J Pernah pada satu waktu kita saling mengenal. Dulu, jauh melampaui garis pantai yang ulang berulang kembali menyentuh tepian.  Ada yang terlupa? Tentu saja tidak. Karena ibarat riak kecil di pantai, yang tetap saja kembali datang ke tepian meski terhapus waktu setiap kali.   21 Dec 2012