harus dengan apa kukenang Engkau,
wahai tubuh renta hilang nyawa
taburan cahaya lilin putih
kidung hening mendayu
jalinan mawar melati menguar semu?
apa cukup membalas airmata
tangis tertahan
pekik tertekan
dengan itu?
hingga senja tinggal ujungnya saja
sedang pangkalnya menguap entah terbang dibawa siapa
Kau kokoh memeluk senapan pengganti beledu di badan
tak hirau cicit malam mengernyit sibuk komat kamit agar tak basah tanah oleh darah
tak bungkam waktu oleh nyawa yang hilang
Kau tepis segala
derap langkah sepadan dikandung bumi hilang sudah bingarnya
pelan
mengendap
satu, Maju!
dua, Serbu!
tiga, hilang kata
hanya doa Kau sebut dalam pada malam
harap esok fajar
tanah ini Kau genggam
kembali
dalam pada malam
kini Kau kukenang
wahai tubuh renta hilang nyawa
taburan cahaya lilin putih
kidung hening mendayu
jalinan mawar melati menguar semu?
apa cukup membalas airmata
tangis tertahan
pekik tertekan
dengan itu?
hingga senja tinggal ujungnya saja
sedang pangkalnya menguap entah terbang dibawa siapa
Kau kokoh memeluk senapan pengganti beledu di badan
tak hirau cicit malam mengernyit sibuk komat kamit agar tak basah tanah oleh darah
tak bungkam waktu oleh nyawa yang hilang
Kau tepis segala
derap langkah sepadan dikandung bumi hilang sudah bingarnya
pelan
mengendap
satu, Maju!
dua, Serbu!
tiga, hilang kata
hanya doa Kau sebut dalam pada malam
harap esok fajar
tanah ini Kau genggam
kembali
dalam pada malam
kini Kau kukenang
Komentar
Posting Komentar
terimakasih sudah membaca ^O^