Untukmu dek, yang mulai merasa lelah dan bosan

apa kabar adikku sayang?
"sudah November Kak. Kabar kami semakin kacau. 3 minggu lagi TO Propinsi, kemaren ni siap ujian mid kak. Sekarang nilai yang diterima nilai-nilai asli aja lagi. masih banyak pelajaran yang belum ngerti Kak ........dst"
(tersenyum, menatapmu lembut)
kemudian engkau menghela napas pelan,
"ibuk tu ngajarnya gak jelas Kak. Udah kelas 3 masih aja tetap suka ngantuk di kelas Kak. masih sering tidur dikelas. masih main kartu dikelas, masih nonton pas guru ndak masuk, masih jarang ke mesjid buat dhuha padahal kelas sudah semakin dekat jaraknya dengan mesjid. tapi masih lebih dekat ke nena sih Kak...."
(masih menyimakmu berbicara)
"masih suka telat lah beberapa kali Kak. Kadang curi-curi waktu buat cabut, soalnya pelajarannya membosankan. Adalah beberapa kali ngebuatkan surat izin teman. masih suka ngebaca novel atau komik pas lagi belajar. Sekarang malah lagi sering-seringnya cek TL twitter
Kak kalau pelajaran mulai membosankan. Meskipun kena tegur sama ibuk tetap aja curi-curi kesempatan makan dikelas. Laper sih Kak"
(hanya diam memainkan jeda waktu yang tercipta)
"sebenarnya mulai ngerasa cemas Kak,"
(menoleh menghadapmu)
"hhmm, iya Kak. rasanya beban sekarang begitu berat. Ngeliat Kakak dan Abang lulus UN semuanya, lulus SNMPTN pun banyak. Kuliah tersebar dimana-mana. Takut Kak. Takut, nanti digiliran kami semua tidak secemerlang itu lagi. Cemas membayangkan apa kami nanti juga bisa seperti itu?
Udah ada mulai kepikiran buat ngebahas soal lebih banyak Kak, tapi entah kenapa cuma sebentar tahannya semangat untuk itu. Ntar nampak kawan-kawan yang lain main ikut pula main. Atau kadang pas mau ngebawa kumpulan soal rasanya kok berat ya Kak?"
(menghela napas perlahan)
"Kakak dulu gimana?"
(tersenyum)
Kakak pun seperti itu dek, terkadang sempat terlintas "kenapa sih waktu cepat berlalu? rasanya baru kemarin antri buat tes kesehatan sekarang udah kelas 3 aja. masih pengen main-main,masih mau ini masih mau itu dan semuanya".
Kakak dulu juga males banget ngebahas soal. Udah bawa kumpulan soal kesekolah, tapi pas dikelas nampak teman nonton film bagus ikut pula nonton, akhirnya mulai terasa berat lah ngebawa buku kumpulan soal.
Di kos juga gak semangat belajar. Ngeliat teman sekamar main-main aja jadi gak punya orang yang bisa dijadiin motivator buat belajar.
"terus gimana lagi Kak?"
waktu siap TO Propinsi baru mulai kepikiran, "kok rasanya susah banget ya soal TO tu? jangan-jangan UN lebih susah dari itu?"
akhirnya mulai cemas, mulai ngerasa takut kayak yang Kamu rasain sekarang dek. hhe telat banget ya Kakak ngerasain cemasnya.
pas udah takut gitu Kakak mencoba mengingat-ingat lagi gimana susahnya dulu Kakak masuk Smansa. Jauh dari orangtua (karena orangtua Kak di Duri). Ingat kata-kata Pak Yamin yang di awal kak di asrama beliau sangat menekankan betapa ketika kita lulus di Smansa kita sudah menzhalimi orang lain yang ikut tes juga dek. Beliau (pak Yamin) juga bilang kita bisa bersekolah di Smansa, yang gedungnya seperti sekarang, sejuk lingkungan sekolahnya, yang mutu nya sudah rintisan internasional ini dan -yang paling penting- dengan gratis (atau kalau sekarang ada sebagian yang membayar itu dengan pembayaran yang sangat minim) itu semua tidak terlepas dari kucuran keringat amai-amai yang jualan sayur di pasar tu dek. Kita memakan (buat yang tinggal di asrama) dan menikmati sekolah gratis dari hasil pajak yang mereka sumbangkan. Ibaratnya dek kalau dipadupadankan dengan ayat alqur'an ini tuh sama dengan "Maka nikmat Tuhan yang mana lagi yang akan Kau dustakan?"
Nasehat-nasehat seperti itu dek yang membuat Kakak mengingat kembali apa sebenarnya tujuan Kakak disini. Kalaulah hanya untuk gagal, ngapain jauh-jauh sekolah di Sumbar, terpisah tiga tahun dari orangtua. Kalau hanya untuk bermain-main ngapain capek-capek sekolah seharian tiga tahun dengan standar nilai yang tinggi di Smansa? hanya menghamburkan uang orangtua saja kan?
Dulu dek, Kakak sempat merasakan sekolah dipimpin pak Elfan, nasehat beliau yang kak ingat dan mungkin bisa dijadikan motivasi buat adek-adek "jangankan untuk bermain, bernafas pun sudah tidak bisa". Mungkin terdengarnya lebay-alay-kamseupay tapi sungguh dek, jika kita benar-benar menerapkan dan mencamkan nasehat beliau InsyaAllah kita akan berpikir ribuan kali untuk membuat detik waktu yang singkat ini menjadi sebuah kesia-siaan. Tapi bukan berarti kalian gak boleh main kalau udah kelas 3.Bukan gitu dek, kita tetap bisa main kok, asal sesuai porsinya. Pandai-pandai membagi waktu dek. Sebenarnya ketika ada dikelas, bercanda bersama teman-teman pun itu juga termasuk bagian dari bermain-main kita.
"hhmm..."
buat ibadah, entah itu dhuha, tahajud, puasa sunnah, ngaji, baca almatsurat, menambah hafalan quran dan yang lainnya. Kenapa rasanya begitu sulit? Kenapa ketika sudah dijalankan kita terasa teramat sulit untuk tetap istiqomah menjalankannya?
dek, Kakak pun hingga saat ini masih belajar untuk melakukan ibadah tersebut dengan istiqomah, masih belajar untuk mengamalkannya dengan ikhlas. Jikalau kita menemukan kesulitan, itu adalah hal yang lumrah dek. Malah itu seakan sengaja Allah berikan kesulitan. Kenapa? Karena Allah hanya akan memberi sesuai dengan usaha yang kita lakukan. Ketika kita berusaha keras untuk menepis kesulitan itu maka Allah akan memberi kita bantuan dan kekuatan sekuat usaha kita dek, bahkan bisa jadi lebih. Maka ketika kita mulai merasa sulit mari kita ingat-ingat lagi bahwasannya Allah mempersiapkan kekuatan dan bantuan bersama dengan kesulitan itu dek. Bersama bukan sesudahnya (mengutip kalimat kak Mament).
Nah, sekarang tergantung pribadi kita nya dek, masih merasa butuh atau sudah tidak butuh kah kita terhadap bantuan dan kekuatan yang Allah berikan itu? Jika kita butuh, mari berusaha keras menepis kesulitan beribadah itu. Bersama-sama dek, saling mengingatkan satu sama lain. Ajak teman-teman, adik-adik kelas, kakak-kakak kelas, saudara-saudara kita, orangtua ataupun guru-guru kita. Karena sejatinya kita tidak pernah tahu dek, doa siapa diantara kita yang akan dikabulkan Allah. Ayo bersemangat lagi adikku sayang,
Terus bergerak hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Terus berlari hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Terus berjalan hingga keletihan itu letih bersamamu.
Terus bertahan hingga kemalasan itu malas menyertaimu.
Tetap berjaga hingga kelesuan itu lesu menemanimu. (mengutip dari kak Mament)
InsyaAllah, Allah bersama Kita dek. Mari saling menyemangati, dan mengingat dalam do'a.

maaf  ya dek, jika ini membosankan.

baru ini yang bisa kakak beri selain doa untuk

menjaga dan membangunkan kembali semangatmu dek

salam rindu,

kak Zia :)