z menemukan foto ini waktu iseng ngebuka facebook. Nur Wira Prihastami Seputri (Ami) iseng share foto itu. Dia juga yang ngenandain poin terakhir. Kayaknya lagi yang bahagia banget nemuin potongan psikologi ini.
Seminggu pertama kuliah, entah kenapa z ngerasa desperate banget. Kenapa rasanya banyak yang berantakan padahal z belum memulai apa-apa.
Ada banyak poin diatas yang sepertinya sedang z alami akhir-akhir ini.
poin pertama : ketika seseorang terlalu sering tertawa, bahkan dalam hal yang tidak masuk akal sekalipun, kemungkinan besar dibaliknya ia sedang merasa sangat sedih.
Z sering banget menertawakan hal-hal kecil, terutama kalau lagi bareng and the genk (ayin, debo, eta, sangki, ojan). Kebanyakan karena memang lucu, tapi kayaknya mulai berlebihan akhir-akhir ini. Di satu sisi z gak tau persis apa yang membebani diri z sampai menjadi sangat sedih. (atau mungkin berusaha keras untuk tidak mau tau dengan pokok masalahnya. Z rasa yang terakhir yang lebih bener. Dengan kata lain z tau apa masalahnya, tapi karena gak bisa berbuat apa-apa jadi berusaha keras untuk tidak mau tau)
poin kedua : ketika seseorang terlalu banyak tidur atau bahkan sulit tidur, kemungkinan besar ia sedang merasa kesepian.
Kalau dibilang kecapekan, seminggu ini z baru kuliah dikelas seperti biasa. Rapat BEM belum aktif, praktikum belum ada dan belum ada tambahan kegiatan apa-apa tapi z memandang tidur sebagai sebuah pelarian akhir-akhir ini. Apa z kesepian? Ada sayur-mayur (eta, debo, ayin, sangki, ojan) yang sering banget sama-sama, ketika lagi ngumpul z gak pernah ngerasa kesepian. Tapi waktu lagi gak bareng z melarikan diri ketempat Dhuha. (ngerasa kesepian? bisa jadi. Cuma z yang berusaha keras untuk tidak mengakuinya. Meyakinkan diri kalau orang-orang yang sedang z butuhkan perhatian dan kehadirannya sudah cukup sibuk tanpa harus z minta perhatiannya. Disatu sisi z berusaha keras untuk memahami hingga menepikan rasa kesepian itu)
poin ketiga : ketika seseorang tidak bisa menangis, kemungkinan besar ia seorang yang lemah.
Sungguh, z pengen banget nangis! Nangis sejadi-jadinya. Selama ini z bukan tipe yang bisa menahan tangis. Tapi akhir-akhir ini z sangat sulit menangis. (apa z sedang menjadi lemah? sepertinya begitu)
poin keempat : ketika seseorang tampak terlalu sibuk dengan kegiatannya, kemungkinan besar ia sedang butuh ayahnya.
Tampak terlalu sibuk. Z tidak bisa menemukan alasan yang menyalahkan kalau z "tampak terlalu sibuk" dengan kegiatan z. Satu : sangat sibuk ngurus hal-hal kecil masalah laporan keuangan bulanan dan LRA. padahal masih ada waktu beberapa hari lagi. Dua : tiba-tiba sangat sibuk mengurus perayaan hari ulangtahun kak Nadwa, hari ulangtahun Dea dan Irham. Tiga : tiba-tiba sibuk bolak-balik liat stand BEM waktu acara P5, padahal z lagi ngajarin adik-adik waktu itu. emang sih z disuruh dateng, tapi ya kasarnya kalau z gak dateng juga stand nya tetap jalan. terbukti waktu z dateng orang-orang di stand biasa aja tuh. pada sibuk sama kerjaan mereka masing-masing. terakhir pas z balik ke stand malah stand nya udah bubar tuh. Empat : apa z masih memerlukan bukti selanjutnya? Hanya akan membuat z semakin sedih menyadari hal ini.
poin kelima : ketika seseorang tidak peduli dengan lingkungannya, kemungkinan besar ia sedang membutuhkan ibunya.
Gak peduli lingkungan? Satu: ngebiarin kamar begitu aja. meskipun gak berantakan tapi sampai lupa kapan terakhir kali z bersihkan (biasanya ngebersihin--nyapu-- kamar tiap hari, sesibuk apapun) Dua : masih bisa-bisa nya makan kue di depan Almira yang lagi nangis hp nya hilang! Z gak pernah setidak sensitif itu sebelumnya! Siapa sih yang bisa melepaskan peran mama dihidupnya? Z sadar ini kebangetan. satu sisi hati z juga gak mau melakukan hal-hal seperti ini, tapi sepertinya otak dan satu sisi hati lagi gak sinkron.
Terlepas dari apakah potongan masalah psikologi ini benar atau tidak, z gak suka sama diri z yang seperti ini. Ini bukan z yang biasanya. Sekalipun sering diledekin suka galau dstnya, z tetap orang yang ceria dan memandang banyak hal dari sisi positif. Hal yang sangat ingin z lakukan saat ini adalah memperbaiki hubungan z dengan diri z sendiri. Mungkin harus mulai lebih melembutkan hati dan belajar mengakui z sedang sedih/ngerasa kesepian/sedang ada masalah. Meskipun niatnya berusaha untuk memahami orang lain, jangan sampai mengorbankan diri z sendiri.
Jujurlah Zia!
jujur ketika z butuh seseorang. jujur ketika z sampai kebatas tidak mampu. jujur ketika z tidaksuka, butuh bantuan dst. Kalaulah z saja tidak jujur bagaimana mungkin z bisa mengeluarkan diri dari hal yang tidak menyenangkan ini.
hahh . . .
Cukup
andaikan ada yang tiba-tiba menarik lengan ini menikmati tetes hujan--nan tengah menari dihamparan bumi sekarang-- aku tampaknya cukup letih untuk membantah
jika saja dihadapkan pada gugusan bintang dan pendar cahaya bulan
aku hanya akan diam bertafakkur, membagi kisah pada masing-masing bintang
biar malam nyaris menemui ujungnya
bilamana itu terjadi
aku sudah jauh meninggalkan batas cukup untuk menjadi letih dan sepi
cukuplah izinkan aku menangis di akhir malam
cukuplah Kau peluk untaian kalimat terucap hingga pucuk-pucuk fajar meretas
cukuplah semua
lebih dari cukup untuk lega setelah sampai dititik ini.
Komentar
Posting Komentar
terimakasih sudah membaca ^O^