Langsung ke konten utama

Bintang Jatuh

Apa kalian percaya bintang jatuh?
Mungkin secara ilmiah itu sulit untuk dibuktikan, tapi aku tetap saja memilih untuk memercayainya. Selalu berharap barangkali sekali waktu aku bisa melihatnya. Dan aku mendapatkan kesempatan itu!
Tepatnya pada satu malam disebuah desa yang sulit sekali transportasinya, dimana ladang-ladang minyak bersisian dengan kebun karet dan rumah-rumah penduduk yang masih satu dua, desa Benakat Minyak, Sumatra Selatan, tepat disebuah rumah bekas perumahan militer mendiang Pa Akik (kakek dari pihak Papa) aku berkesempatan melihat sebuah cahaya yang terangnya berbeda dari sinar pesawat terbang atau menara pemancar, dan cahaya itu bergerak cepat diatas langit yang penuh bintang. Saat itu hingga kini aku memercayainya sebagai, bintang jatuh.
Hanya sekejap saja aku menikmati pergerakan cahayanya. Ah ya, katanya kalau melihat bintang jatuh dan kita mengucapkan permintaan maka permintaan itu akan terkabulkan. Aku seringkali mendengar dongeng ini sewaktu kecil dan memilih memercayainya hingga kini.
Malam itu, aku sibuk komat-kamit menangkupkan tangan dan dengan sungguh-sungguh mengucapkan banyak permintaan dalam hati. Jangan tanya apa saja yang aku pinta, sungguh aku pun lupa. Yang aku ingat hanya satu kalimat, yang tidak sengaja terlafadzkan lembut, "semoga aku bahagia."
Sepertinya kemarin, saat aku menceritakan perihal ini ke Asangki dan Debo mereka bertanya, "jadi permintaan lo udah terkabulkan?"
Hmm, bagaimana ya?
Aku bahagia karena menikmati ini apa adanya. Dengan semua tugas dan kesibukan. Ketika merasa sedih ya sedih, saat ingin marah ya marah, saat ingin tertawa ya lepas. Mungkin ada sedikit sisi yang belum sepenuhnya aku jalani dengan sesederhana itu, tapi dengan berusaha menjalani setiap hari dengan menikmatinya aku ngerasa hmm bahagia.
Bahagia itu bukan masalah apa yang kamu jalani, dimana kamu berada atau dengan siapa kamu menjalankannya, tapi menurutku bahagia itu mengenai bagaimana kamu bisa menikmati hidup.
Klise yah? Tapi berani taruhan, susah buat ngebuktiinnya.
Nah, sampai disini dulu. FYI aku udah nulis 3-4 tulisan dari sejak ngeposting terakhir, tapi apa daya tulisannya kandas sebelum menemui akhirnya. Dan ini adalah tulisan pertama yang akhirnya selesai sampai akhir setelah 4 bulan terakhir. Hmm, sesuatu mungkin merebut aura jemari ku. Itu pun, aku tengah belajar untuk menikmati nya.

terakhir, selamat tgl 19 untuk ke-4 kalinya
^^

Postingan populer dari blog ini

tak pernah ada kata terlambat untuk sebuah kado

baru pulang nganterin biank -my blue notebook- ke customer service nya di gatsu tadi. ditemenin sama murobbiah yang baik hati. nyampe dikosan langsung mendadak mellow. belum berapa jam, kosan udah jadi sepi bangeet tanpa biank , ini aja ngeblog pake laptop nya Geu :'( selama seminggu gabisa liat biank, gabisa nonton, gabisa donlod running man dan barefoot friends, gabisa denger playlist gabisa ngerjain paper opa dan gabisa gabisa lainnya. sedih banget, tapi gapapa demi kesehatan biank kedepannya. really miss my lovely biank {} .  kado tampak depan tadi murobbiah yang baik hati ngasih kado ulangtahun, yang udah disiapin lebih dari sebulan yang lalu. tapi karena kitanya jarang banget ketemu akhir akhir ini jadi kado manis itu belum sempat berpindah tangan. dan kado nya lucuuu, jadi sedihh *loh* kertas kado nya sampe udah lecek banget saking udah lama nya tergeletak pasrah di mobil. tapi tentu ga ngurangin esensi ukhuwahnya dan absolutely esensi isi kadonya, tetep cantiik. yip

ala Chef

Hi! Akhirnya update blog lagi. Btw, hari ini masak. Yah biasa sih, kalau dirumah emang harus masak sendiri, karena Mama kerja, pulangnya baru sore, jadi kalau mau makan sesuatu yang masih anget ya masak sendiri. Nanti z ceritain masak apa hari ini. jari luka Tadi waktu masak ada drama! darah di cangkang telor Jadi tadi mau motong jeruk nipis, karena masaknya di toko dan gak ada talenan (alas buat motong) jadi sok-sok an motong sambil megang jeruk nipisnya, terus yah alih-alih motong jeruk nipis malah motong jari telunjuk ^^ Langsung berdarah. Sebenernya luka nya gak begitu dalam, tapi Z  biasanya kalau luka, darahnya susah berhenti. Padahal papa udah bilang, motongnya di meja aja, dialas pakai plastik. Nanti luka jarinya. Dan kejadian. Karena malu, meskipun perih langsung ditutup pakai tissue. Masih sok-sok an gamau bilang, udah ngabisin dua tissue penuh darah segar dan darahnya sampai tumpah ke cangkang telor, terus dialirin air yang banyak banget, tetep aja darahnya

Zia, pekerjaan dan teman.

Tampaknya satu-satunya alasan Zia masih bersosialisasi dan berhubungan dengan orang-orang ditempat kerja adalah bu Siska. Karena masih ada bu Siska. Karena masih punya tempat kembali untuk berkeluh kesah atau sekedar membahas kejadian bersama orang-orang diluar sana. Karena masih ada sosok yang setipikal dan sama, maka apapun yang kita bahas akan mendatangkan pemahaman yang sama tanpa perlu effort lebih untuk menjelaskan terlalu detail. Atau dalam bahasa singkatnya : hubungan mode hemat energi. Jadi bukan masalah besar harus menghadapi orang-orang diluar sana karena toh masih ada tempat untuk recharge energi karena rasa lelah setelahnya. Namun tentu perasaan yakin yang aku tulis diatas baru terasa saat sampai waktunya kita berpisah. Terdengar egois karena seperti Zia kehilangan tempat recharge energi nya, terbaca seperti ini hanya rasa sedih sepihak yang dipaksakan. Entah apa bu Sis merasakan hal yang sama. Semoga apapun yang terjadi diluar sana akan menjadi hal-hal baik untuk bu Sis d