Kamu akan selalu menjadi apa yang ku ekpektasikan dari seseorang yang ku doakan.
Caramu yang gelagapan lalu langsung berpikir ketika dengan randomnya aku meminta untuk disemangati, kemudian menyampaikan dengan polosnya bahwa kamu tak mampu menyemangati, karena selama ini kamu selalu disemangati oleh ku. Namun setelahnya, menyiratkan berbagai kalimat menyanjung, seolah menyadarkan bahwa aku yang kamu kenal sehebat itu. Padahal ku yakin tidak.
Seterusnya aku akan bersikukuh mengatakan aku tidak sehebat itu.
Dan kamu dengan manis mengemas segala ketidakhebatan ku itu menjadi kekuatan terbesar yang unik, yang hanya aku seorang yang mampu mengendalikannya. Lalu lanjutmu, "jika hidupmu itu diberikan padaku, aku adalah orang yang tak akan sanggup menjalaninya."
Kau tau, itu adalah kalimat yang paling menguatkanku.
Terimakasih, sungguh.
Caramu yang gelagapan lalu langsung berpikir ketika dengan randomnya aku meminta untuk disemangati, kemudian menyampaikan dengan polosnya bahwa kamu tak mampu menyemangati, karena selama ini kamu selalu disemangati oleh ku. Namun setelahnya, menyiratkan berbagai kalimat menyanjung, seolah menyadarkan bahwa aku yang kamu kenal sehebat itu. Padahal ku yakin tidak.
Seterusnya aku akan bersikukuh mengatakan aku tidak sehebat itu.
Dan kamu dengan manis mengemas segala ketidakhebatan ku itu menjadi kekuatan terbesar yang unik, yang hanya aku seorang yang mampu mengendalikannya. Lalu lanjutmu, "jika hidupmu itu diberikan padaku, aku adalah orang yang tak akan sanggup menjalaninya."
Kau tau, itu adalah kalimat yang paling menguatkanku.
Terimakasih, sungguh.