dari dulu, dulu sekali. aku begitu menginginkan sosok abang. seorang saja. tak perlu banyak. sosok yang bisa menjadi tempatku bermanja-manja, tempat mengadu, tempat minta uang kalau uang ku kurang, tempat minta tolong. sebagai seseorang yang akan membelaku, melindungi, menasehati dan orang yang bisa aku pamerkan pada dunia, betapa aku begitu bangga memilikinya.
namun, itu semua tak mungkin terwujudkan karena pada kenyataannya, aku telah terlahir sebagai anak sulung dengan seorang adik. yah, aku terlahir sebagai seorang kakak. ini, satu lagi alasan kenapa aku begitu menginginkan sosok abang, agar aku tau dan punya contoh bagaimana dan apa yang harus kulakukan untuk adikku. tapi,
ini takdirku. aku harus meraba, harus tertatih, melangkah pelan-pelan dan penuh hati-hati dalam bertindak. agar adikku tersayang bisa menjadikanku sebagai contoh. dan semua terasa begitu sulit.
kenyataan bahwa aku tak punya abang dan keinginanku masih begitu kuat untuk memilikinya, membuat aku berusaha mencari sosok abang.
maka aku punya beberapa orang yang begitu dekat. beberapa diantara yang beberapa ini malah membawa masalah tersendiri untuk hatiku. kenapa? ingat pada postinganku sebelumnya tentang 3jam48menit itu cinta? nah, aku tak ingin kehilangan siapa-siapa, maka aku lebih suka menjadikan tokoh ia dalam postingan sebelumnya, sebagai salah satu abang ku. tapi ia lebih butuh status, maka ia menjadi salah satu masalah untuk hatiku. kemudian ada beberapa orang lagi yang menjadi masalah, yang akan segera aku tuliskan disini.
***
pas masih di sma, aku cukup dikenal di lingkungan sekolah. waktu masih kelas 1 sma aku dikenal dikalangan guru karena nilai-nilaiku yang amburadul banget. beberapa kali dipanggil ke BK buat dinasehatin dan ditanyai kenapa bisa gitu nilainya. waktu itu sih aku jawabnya simpel aja, baru pertama kali pisah sama mama dan langsung masuk asrama dengan kondisi asrama yang sangaattttt tak sesuai dengan yang aku harapkan (pas awal masuk pasti ada orientasi asrama, nah aku belum bisa adaptasi waktu itu. jadi belum suka dengan sistim yang ada di asrama). akhirnya aku milih masuk ips, meskipun masih punya kesempatan untuk masuk ipa, tapi ya udahlah, aku gak tertarik. sejak kelas 1sma, aku udah ikut pelatihan olimpiade ekonomi, ini yangngebuat aku sedikit lebih tau dari teman-teman sekelas. hal ini juga yang ngebuat aku dikenal dikalangan guru pas kelas 2sma. untuk masalah nilai, semua berbalik 180 derajat deh (alhamdulillah). udah gak ada lagi nilai jelek sejak kelas 2sma. mulai sering ikut lomba-lomba yang berkaitan dengan ekonomi. terus karena aku aktif di osis, jadi pas mos aku dikenal dikalangan adek kelas, karena aku kakak gugus paling galak dimata mereka. aku sih nyantai aja, toh gara-gara mereka men cap aku seperti itu, adek-adek jadi pada kenal semua. pas kelas 3sma masih untuk urusan mos, aku kebagian jatah jadi koordinator acara, nah pas tahun itu aku dikenal sebagai kakak panitia terbaik. hhahaaa! berbalik lagi dari tahun sebelumnya. hal ini, sekali lagi ngebuat aku eksis di mata adek-adek baru. di mata teman-teman? aku dikenal juga, karena aku dari Duri, sebuah kota di Riau. dan karena teman-teman itu sangat sedikit yang dari luar daerah, jadi aku dikenal lagi. tambah lagi karena aku pernah beberapa kali pingsan di tempat umum, jadi lebih eksis lagi. hahahaaa, dan terakhir karena masalah aku sama "ia" di postingan 3jam48menit itu (dia kakak kelas). hhm, yang ini gak ngebuat ketawa.
well, yang sebenernya mau aku bilang tadi adalah, pas kelas 2sma aku ikut lomba debat hukum, undang-undang dan konstitusi di Unand. waktu itu kita ada 2 tim. satu timnya bertiga orang, satu buat debat satu buat lcc. jadi ada 6orang, dan cuma aku sendiri cewek yang ikut. perlombaan ini make sistem gugur dan alhamdulillah tim aku masuk final sedangkan lcc cuma sampai semifinal. jadi kami ada di padang selama 5hari. nah selama perlombaan itu setiap perwakilan sma ada 2 atau 3 orang mahasiswa yang nemenin, jadi LO (aku lupa ini singkatan dari apa, yang jelas ini tuh semacam pendamping). kebetulan LO untuk sma ku 3orang, satu cowok (bg Jef) 2 cewek (kak Mega ma Kak Ranti). kami semua tuh dekat banget ma LO. mereka banyak bantuin dan nolong selama lomba. mulai dari nganterin sarapan, makan siang m makan malam, traktir kita pas kita masuk semifinal, rela tidur di BLK (tempat nginap yang "nggak banget"), sampe ngurusin aku yang sempat sakit.
masalahnya mulai dari sini, aku seperti biasa dengan senang hati nerima 3orang LO ku itu masuk kedalam hari-hari ku. mereka baik, dan aku anggap mereka sebagai abang dan kka2 ku. tapi, dulu kak mega sering banget bilang kalo LO ku tertarik sama aku. aku gak pernah denger langsung dari orangnya, semua cuma dari Kak Mega. emang sih, selama lomba beliau hmm, baik. terlalu baik. dari mulai lari-lari naik turun tangga 4lantai buat ngambil obat asma ku pas mau semifinal sampai nemenin aku ke toilet. apa itu wajar? hhm entahlah. apa aku peduli? aku hanya tau, aku nyaman. dan LO ku yang satu itu pun tak pernah menuntut apa-apa. bahkan sampai selesai lomba dan tim debat ku juara 2, kami tetap komunikasi. nelpon ber jam-jam, sms gak putus-putus, dan sempat ketemu juga pas 2orang LO ku (dia dan kak mega) main ke padangpanjang. senang, pasri. karena saat itu aku ngerasa punya abang. tapi ketika malam itu kak mega nginap di kos, kak mega cerita semuanya. cerita kalau dia memang tertarik ke aku, dan seharusnya aku paham dan memberi kejelasan. malam itu, dia menjadi masalah selanjutnya untuk hatiku. setelah malam itu, aku dan kakak2 LO jarang komunikasi lagi. hingga akhirnya aku dapat kabar kak ranti jadian sama bg Jef (dia). perasaanku? gak tau. rasanya aneh. kehilangan. aku berharap dia akan tetap baik-tetap menjadi abang yang baik- tapi malah hubungan aku jadi kaku banget. aneh.
***
masih pas waktu lomba debat itu, karena lomba itu adalah lomba yang bergengsi di kawasan sumatera, banyak alumni yang kuliah di fakultas hukum jadi deket sama kami (lomba itu diadain oleh fak. hukum unand). aku jadi kenal beberapa alumni yang dulu aku gak kenal sama sekali. ada bg yogi, bg opik, kak yuni dan yg lain. bahkan ada kakak2 mahasiswa lain yang dengan senang hati ngajarin kami gimana caranya berdebat dengan baik, sekalipun mereka bukan alumni. ada bg zifan (yang aku ngefans banget skill debatnya), bg ilham (masih sempat ketemu beberapa kali di sekolah karena beliau ada beberapa urusan) dan kak zauri. kenal dekan dan guru besarnya juga. dan karena berhasil jadi pendebat terbaik saat itu, aku ditawarkan untuk masuk ke fakultas hukum unand (tanpa tes dan dapat beasiswa). tapi aku gak ambil, karena aku masih tertarik dengan akuntansi.
poin yang mau aku ceritakan adalah, bg opik. di tau kalau LO ku deket sama aku. dan kami juga dekat. sekali lagi, menurutku dekat kami hanya sebatas kakak kelas/alumni sama adek kelas. hanya sebatas itu. meski bg tu dengan baik hati jadi sering mampir ke kos, sering nelpon lam-lama dan sering sms atau dengan senang hati nganterin makanan ke kos, aku tetap menganggap tidak ada yang beda dengan hubungan itu. sampai (sekali lagi) kak mega berusaha meyakinkan aku kalau alumni ku yang satu itu tampaknya tertarik ke aku. mulai dari hari itu, bg opik menjadi masalah lain untuk hatiku.
sebenernya apa yang salah si sama aku? toh aku bersikap sama ke semua orang. aku menatap mereka semua dengan tatapan yang sama, bersikap sama. tapi aku gtw kenapa ada diantara beberapa itu menjadi beberapa yang bermasalah untuk hatiku.
menjadi masalah karena, ternyata pemaksaanku terhadap keinginan akan seorang abang menjadi sesuatu yang sulit (bagi sebagian orang) untuk diterima.
namun, itu semua tak mungkin terwujudkan karena pada kenyataannya, aku telah terlahir sebagai anak sulung dengan seorang adik. yah, aku terlahir sebagai seorang kakak. ini, satu lagi alasan kenapa aku begitu menginginkan sosok abang, agar aku tau dan punya contoh bagaimana dan apa yang harus kulakukan untuk adikku. tapi,
ini takdirku. aku harus meraba, harus tertatih, melangkah pelan-pelan dan penuh hati-hati dalam bertindak. agar adikku tersayang bisa menjadikanku sebagai contoh. dan semua terasa begitu sulit.
kenyataan bahwa aku tak punya abang dan keinginanku masih begitu kuat untuk memilikinya, membuat aku berusaha mencari sosok abang.
maka aku punya beberapa orang yang begitu dekat. beberapa diantara yang beberapa ini malah membawa masalah tersendiri untuk hatiku. kenapa? ingat pada postinganku sebelumnya tentang 3jam48menit itu cinta? nah, aku tak ingin kehilangan siapa-siapa, maka aku lebih suka menjadikan tokoh ia dalam postingan sebelumnya, sebagai salah satu abang ku. tapi ia lebih butuh status, maka ia menjadi salah satu masalah untuk hatiku. kemudian ada beberapa orang lagi yang menjadi masalah, yang akan segera aku tuliskan disini.
***
pas masih di sma, aku cukup dikenal di lingkungan sekolah. waktu masih kelas 1 sma aku dikenal dikalangan guru karena nilai-nilaiku yang amburadul banget. beberapa kali dipanggil ke BK buat dinasehatin dan ditanyai kenapa bisa gitu nilainya. waktu itu sih aku jawabnya simpel aja, baru pertama kali pisah sama mama dan langsung masuk asrama dengan kondisi asrama yang sangaattttt tak sesuai dengan yang aku harapkan (pas awal masuk pasti ada orientasi asrama, nah aku belum bisa adaptasi waktu itu. jadi belum suka dengan sistim yang ada di asrama). akhirnya aku milih masuk ips, meskipun masih punya kesempatan untuk masuk ipa, tapi ya udahlah, aku gak tertarik. sejak kelas 1sma, aku udah ikut pelatihan olimpiade ekonomi, ini yangngebuat aku sedikit lebih tau dari teman-teman sekelas. hal ini juga yang ngebuat aku dikenal dikalangan guru pas kelas 2sma. untuk masalah nilai, semua berbalik 180 derajat deh (alhamdulillah). udah gak ada lagi nilai jelek sejak kelas 2sma. mulai sering ikut lomba-lomba yang berkaitan dengan ekonomi. terus karena aku aktif di osis, jadi pas mos aku dikenal dikalangan adek kelas, karena aku kakak gugus paling galak dimata mereka. aku sih nyantai aja, toh gara-gara mereka men cap aku seperti itu, adek-adek jadi pada kenal semua. pas kelas 3sma masih untuk urusan mos, aku kebagian jatah jadi koordinator acara, nah pas tahun itu aku dikenal sebagai kakak panitia terbaik. hhahaaa! berbalik lagi dari tahun sebelumnya. hal ini, sekali lagi ngebuat aku eksis di mata adek-adek baru. di mata teman-teman? aku dikenal juga, karena aku dari Duri, sebuah kota di Riau. dan karena teman-teman itu sangat sedikit yang dari luar daerah, jadi aku dikenal lagi. tambah lagi karena aku pernah beberapa kali pingsan di tempat umum, jadi lebih eksis lagi. hahahaaa, dan terakhir karena masalah aku sama "ia" di postingan 3jam48menit itu (dia kakak kelas). hhm, yang ini gak ngebuat ketawa.
well, yang sebenernya mau aku bilang tadi adalah, pas kelas 2sma aku ikut lomba debat hukum, undang-undang dan konstitusi di Unand. waktu itu kita ada 2 tim. satu timnya bertiga orang, satu buat debat satu buat lcc. jadi ada 6orang, dan cuma aku sendiri cewek yang ikut. perlombaan ini make sistem gugur dan alhamdulillah tim aku masuk final sedangkan lcc cuma sampai semifinal. jadi kami ada di padang selama 5hari. nah selama perlombaan itu setiap perwakilan sma ada 2 atau 3 orang mahasiswa yang nemenin, jadi LO (aku lupa ini singkatan dari apa, yang jelas ini tuh semacam pendamping). kebetulan LO untuk sma ku 3orang, satu cowok (bg Jef) 2 cewek (kak Mega ma Kak Ranti). kami semua tuh dekat banget ma LO. mereka banyak bantuin dan nolong selama lomba. mulai dari nganterin sarapan, makan siang m makan malam, traktir kita pas kita masuk semifinal, rela tidur di BLK (tempat nginap yang "nggak banget"), sampe ngurusin aku yang sempat sakit.
masalahnya mulai dari sini, aku seperti biasa dengan senang hati nerima 3orang LO ku itu masuk kedalam hari-hari ku. mereka baik, dan aku anggap mereka sebagai abang dan kka2 ku. tapi, dulu kak mega sering banget bilang kalo LO ku tertarik sama aku. aku gak pernah denger langsung dari orangnya, semua cuma dari Kak Mega. emang sih, selama lomba beliau hmm, baik. terlalu baik. dari mulai lari-lari naik turun tangga 4lantai buat ngambil obat asma ku pas mau semifinal sampai nemenin aku ke toilet. apa itu wajar? hhm entahlah. apa aku peduli? aku hanya tau, aku nyaman. dan LO ku yang satu itu pun tak pernah menuntut apa-apa. bahkan sampai selesai lomba dan tim debat ku juara 2, kami tetap komunikasi. nelpon ber jam-jam, sms gak putus-putus, dan sempat ketemu juga pas 2orang LO ku (dia dan kak mega) main ke padangpanjang. senang, pasri. karena saat itu aku ngerasa punya abang. tapi ketika malam itu kak mega nginap di kos, kak mega cerita semuanya. cerita kalau dia memang tertarik ke aku, dan seharusnya aku paham dan memberi kejelasan. malam itu, dia menjadi masalah selanjutnya untuk hatiku. setelah malam itu, aku dan kakak2 LO jarang komunikasi lagi. hingga akhirnya aku dapat kabar kak ranti jadian sama bg Jef (dia). perasaanku? gak tau. rasanya aneh. kehilangan. aku berharap dia akan tetap baik-tetap menjadi abang yang baik- tapi malah hubungan aku jadi kaku banget. aneh.
***
masih pas waktu lomba debat itu, karena lomba itu adalah lomba yang bergengsi di kawasan sumatera, banyak alumni yang kuliah di fakultas hukum jadi deket sama kami (lomba itu diadain oleh fak. hukum unand). aku jadi kenal beberapa alumni yang dulu aku gak kenal sama sekali. ada bg yogi, bg opik, kak yuni dan yg lain. bahkan ada kakak2 mahasiswa lain yang dengan senang hati ngajarin kami gimana caranya berdebat dengan baik, sekalipun mereka bukan alumni. ada bg zifan (yang aku ngefans banget skill debatnya), bg ilham (masih sempat ketemu beberapa kali di sekolah karena beliau ada beberapa urusan) dan kak zauri. kenal dekan dan guru besarnya juga. dan karena berhasil jadi pendebat terbaik saat itu, aku ditawarkan untuk masuk ke fakultas hukum unand (tanpa tes dan dapat beasiswa). tapi aku gak ambil, karena aku masih tertarik dengan akuntansi.
poin yang mau aku ceritakan adalah, bg opik. di tau kalau LO ku deket sama aku. dan kami juga dekat. sekali lagi, menurutku dekat kami hanya sebatas kakak kelas/alumni sama adek kelas. hanya sebatas itu. meski bg tu dengan baik hati jadi sering mampir ke kos, sering nelpon lam-lama dan sering sms atau dengan senang hati nganterin makanan ke kos, aku tetap menganggap tidak ada yang beda dengan hubungan itu. sampai (sekali lagi) kak mega berusaha meyakinkan aku kalau alumni ku yang satu itu tampaknya tertarik ke aku. mulai dari hari itu, bg opik menjadi masalah lain untuk hatiku.
sebenernya apa yang salah si sama aku? toh aku bersikap sama ke semua orang. aku menatap mereka semua dengan tatapan yang sama, bersikap sama. tapi aku gtw kenapa ada diantara beberapa itu menjadi beberapa yang bermasalah untuk hatiku.
menjadi masalah karena, ternyata pemaksaanku terhadap keinginan akan seorang abang menjadi sesuatu yang sulit (bagi sebagian orang) untuk diterima.
Komentar
Posting Komentar
terimakasih sudah membaca ^O^