jangan bermain-main dengan hati perempuankamu tidak paham bagaimana dia menggoreskan harapan demi harapan
dengan keringat (seringkali hingga dengan darah) sebagai tinta
dan waktu sebagai kanvas
selagi kamu menuai serbuk di padang nya
meski sejujurnya serbuk itu jatuh tidak sengaja
akibat lalaimu mengepakkan sayap diatas nya
kamu tidak mengerti bagaimana dia berusaha keras menjadi tameng
saat kamu bahkan menghadirkan perang didalamnya
kamu lah pedangnya
menghambur, membabi buta tak tentu arah
dia menjadi perisai
kamu, bahkan menjadi luka di padangnya sendiri
kamu tidak cukup sabar untuk mempelajari dan menyadari dia
menghadirkan rumah dengan teh yang selalu hangat menantimu didalamnya
(mempertanyakan segelas teh itu? Ya, dia menggantinya dengan cangkir-cangkir baru. mengangkat teko ke atas tungku. menyeduh seketika saat uap mulai sirna dari cangkir sebelumnya)
kamu tidak cukup sabar untuk paham, bukan?
maka, jangan bermain-main dengan hatinyakarena kamu sendiri belum bisa menemukan dia
yang tenang mengagumimu dalam diam
meski terhempas ombak dan terinjak duri hingga melepuh sudah kaki nya oleh nanah
kamu tidak tau dia menunggu
dan kini, berhentilah. jangan bermain-main dengan hatinyakarena kamu tidak kunjung sadar
telah menjadi bintang jatuh untuk nya
membawa rasa nya terbang tinggi, setinggi ribuan lapis langit dijadikan satu
begitu cepat, secepat kilat menyambar samudra
dan telah kamu jatuhkan dia
menjadi serbuk yang membedaki bumi
dengan penantiannya, kekagumannya, dan dalam tenangnya dia menunggumu
kamu membuat gaun nya basah kini
ditetesi air dari sudut mata coklat kelam
sungguh, berhentilah sampai disini bermain-main dengan hatinya.karena kamu
tidak cukup pantas, ternyata
melihat hatinya
semoga tidurmu lelap
meski akan dengan tangis
setidaknya hanya aku yang tau apa yang pernah kamu pikirkan
tenang saja, aku pun pernah
dan butuh lebih dari 9 purnama untuk lepas
dari bayangan dan ditemukan oleh hati berikutnya
jangan bersedih, perempuanku
Komentar
Posting Komentar
terimakasih sudah membaca ^O^