Sayur-mayur maknae's line! Bocah - Zia |
Sekali waktu saat akan ke tangerang dia tiba-tiba nawarin, "mau aku tinggalin buku SPM dikosan kamu gak buat belajar?"
Saat dia bawa dua payung, "ada yang gak bawa payung? Nih!" Katanya seraya menyerahkan payung buat z bawa ke kosan.
Waktu liburan, z kehabisan kerudung karena kehujanan, "pakai punya aku aja." Padahal dia udah punya rencana padu padan kerudungnya dengan baju yang akan dikenakan. Dan gak cuma satu kerudung, melainkan dua! Alasannya dia sederhana, "aku pakai yang hitam aja. Masuk ke warna apa aja (netral)"
Itu alasan kenapa kebanyakan foto jalan-jalan kita, si bocah pakai kerudung hitam yang sama.
Masih waktu liburan, dijalan pulang kerumahnya bocah, setelah menikmati dua pantai dan diguyur hujan habis-habisan dan sebelumnya menyusuri gua pindul (semi body rafting), dia tiba-tiba menyodorkan antangin cair, tanpa Z minta. Dia tau persis Z gabisa minum obat itu seperti Debo dan Asangki yang nyemilin tolak angin kaya nyemilin madurasa, lalu berinisiatif memegang botol minum yang sudah dibuka, jadi tepat setelah z minum antangin, dia menyodorkan air mineral.
Terus waktu di penginapan. Di kamar ada dua kasur, satu yang buat bertiga dan satu lagi extra bed, cukup untuk berdua. Dia nanya, "kamu mau tidur di atas apa bawah?"
Z jawab, "bawah" lalu dia pindah ke atas.
Satu hal yang paling Z ingat, saat kita membahas tentang relationship, dia bilang "yang deketin ada. Tapi kalau bau-bau nya akan serius (probable jadian) aku pasti cerita ke kalian. Kalau aku belum cerita berarti yang deketin cuma gitu-gitu aja."
Z sayang banget sama bocah. Dibalik sikapnya yang sangat terus terang, komentar-komentar sinis, tersimpan sosok perempuan yang perhatian dan lembut. Wajar saat sekalinya dia dikecewakan, sulit untuknya membuka halaman baru. Dia memaffkan tapi tidak melupakan.
Ada momen kecil yang terjadi saat kita di pantai Jogan. Pantai itu adalah pantai yang tepiannya batu-batu curam. Waktu akan mengambil foto kami berpijak pada sedikit saja batu yang menjorok keluar tebing. Dibawah tebing itu ada batu karang yang tajam dan licin, lalu ombak yang pasang. Pantai itu mempertemukan langsung air sungai dan laut, ada air terjun kecil dari sungai, diatas tebing yang langsung turun kedasar. Saat Debo dan Asangki tengah sibuk mengambil foto Eta, Z dan Bocah sedikit menepi. Tempat kami berpijak saat itu benar-benar sempit untuk berlima. Saat Arin akan bergeser agar foto Eta bagus, dia terpeleset di batu yang kami pijak.
Tempat kami berpijak hanya sedikit batu yang menjorok keluar tebing. Dibawahnya batu karang tajam yang licin dan ombak pasang siap menyambut.
Arin terpeleset, z refleks memeluk Arin sekuat mungkin agar tidak terjatuh. Akhirnya, dia bisa berdiri kembali. Namun dengan penuh perasaan shock karena nyaris terjatuh. Lalu menyadari bagian belakang tumitnya terluka akibat gesekan dengan batu yang tajam. Dia menenggelamkan wajahnya dan memeluk pinggang z erat, meredakan rasa shock dan perih di tumit. Z menunduk, menatap dibalik punggungnya, melihat darah mulai mengalir di luka itu. Sejenak setelahnya, sesi foto itu berhenti. Berganti kepanikan kami mengambil hansaplast dan memastikan Arin baik-baik saja. Saat itu z benar-benar khawatir.
Syukurnya semua kembali baik-baik saja :"
Tahun lalu, saat ulangtahun ke19 Arin, z menuliskan surat. Lewat tumblr. Z belum pernah menuliskan sesuatu untuk Eta, Sangki dan Debo sebelumnya. Mungkin karena mereka bukan tipe yang membaca dan memaknai kalimat-kalimat manis, makanya Z gak menuliskannya.
Ain itu perempuan cool.
Harus lihai mendapatkan hati nya.
Perempuan unik yang tontonannya aneh. Satu sisi nonton The Walking Dead dengan zombie dan pembunuhan sadis, disisi lainnya nonton We Get Married, var-show korea yang sangat romantis dan manis.
Dia adalah dua sisi mata uang. Berbeda namun satu.
Salah satu orang yang z sayang.
Arinda Widyaswara
12 September 1995