Lalu, apa sebenarnya titel relationship kita ini?
Kenal bertahun-tahun. Saling tau sejak masih sama-sama sibuk saling mengalahkan saat berseragam putih abu.
Saling ribet memperkenalkan anggota keluarga. Acapkali menyengaja menaikkan topik tentang kejadian kecil dirumah saat tengah bercakap di telpon atau chatting di bbm.
Terlibat banyak alur pembicaraan.
Lebih banyak diantaranya ditutup kabut, abu-abu.
Saling menguji, mencelupkan jemari di air. Melihat reaksi satu sama lain. Kita bahkan melakukan teknik politik pejabat diluaran sana terhadap hubungan ini.
Apa ada yang pernah merasa salah saat tiba-tiba mendapati hp berkelip menandakan pesan masuk,
"Apa kabar?"
Setelah berminggu-minggu tak
menyapa.
Lalu percakapan seterusnya mengalir tenang. Tiga-empat kalimat menyiratkan kerinduan, kecemburuan, dan entah emosi ganjil apa lagi.
Tapi, hey tidak ada yang bisa memberikan titel apapun pada cara komunikasi kita.
Kita tidak pernah dengan gamblangnya mengucap rindu. Tapi membungkus rapi emosi itu pada sebaris dua percakapan.
"Semoga ada kesempatan. Paling ngga, kita ga harus nunggu 2tahun buat ketemu lagi. Keburu punya hidup masing-masing dan bener2 gabisa ketemu dg becandaan dan cerita2 gak penting."
"Aku yakin msh bnyk wktu yg Allah sediakan buat kita tulis cerita indah bersama"