Langsung ke konten utama

Passion dan Pilihan Hidup

Dari sekedar hobi ^^

what do you see?
hehehhe
Itu amplop cokelat dan putih. Dua amplop yang berisi banyak sekali kenangan, perjuangan dan hasil kerja keras. Yup! It's my first and second salary!
Yang putih honor jadi moderator di acara Scholarship Expo tanggal 12 Desember 2014. Dan yang cokelat honor MC di acara Workshop on ASEAN Accounting Education, 22-23 April 2015.
Meskipun kedua amplop tersebut bukanlah pendapatan pertama z selama 20tahun ini (pendapatan sebelumnya yang pernah z dapat seperti uang jajan dari mama-papa, THR dan tunjangan lainnya dan hadiah menang lomba) tapi kedua amplop tersebut adalah pendapatan yang benar-benar z peroleh dari hasil pekerjaan yang z lakukan.
Amplop putih dari pertama kali nerima sampai sekarang belum dibuka sama sekali. Waktu pertama kali nerima, z langsung nelpon mama dan cerita. Lalu z berniat untuk menyerahkan gaji pertama z buat Abak (kakek dari pihak mama). Amplop cokelat udah z buka, karena waktu tandatangan kuitansi dan baca nominal uangnya z gak percaya bisa memperoleh uang segitu, jadi untuk memastikan z menghitung ulang. Tapi kini keduanya z simpan, setelah mengeluarkan hak orang lain atas rezeki z, masih enggan untuk membelanjakan uangnya. Sayang, hehehhe.

Bermula dari tipikal perempuan ekstrovert yang akan mati gaya kalau sendirian dan memperoleh energi saat berada di lingkungan yang rame, tipikal perempuan kebanyakan yang cerewet dan punya tenaga lebih buat ngomong, plus kecepatan ngomong akan berbanding lurus dengan tingkat kepanikan, dan tipikal perempuan yang cukup bisa dan tau diri buat mengontrol tingkat kenarsisan-kepedean-kemampuan mengorganisir sesuatu hal. Dari 3 tipe perempuan tersebut yang kemudian menjelma pada satu tubuh: Zia.

Mulai senang cuap-cuap (kalau kata mama) dari kecil. Tapi yang z sadarin sih dari jaman SD. Waktu perpisahan kelas 5 menjadi perwakilan siswa kelas 1-5 buat pelepasan anak kelas 6, ngasih pidato perpisahan gitu. Dan waktu kelas 6 SD, jadi perwakilan siswa kelas 6. Dua tahun berturut-turut memberikan pidato di acara yang terbilang cukup besar untuk seorang anak SD. Apalagi waktu jaman SD perpisahan turut mengundang orangtua murid. Jaman SMP mulai sering jadi MC, mulai dari acara osis sampai ngasih pidato waktu doa bersama menjelang UN, yang lagi-lagi dihadiri walimurid. Pun jaman SMP mulai ikut lomba baca dan menulis puisi. Jaman SMA MC acara osis, nyobain jadi penyiar radio juga. Sekarang jalan tahun ketiga kuliah, beberapa kali didaulat untuk menjadi MC dan atau moderator. Beberapa acara yang z ingat seperti Semusim Permais (3 tahun berturut-turut), Dialog bersama Dekanat 2014, Dialog Debat Terbuka Calon Presiden Himakunpad 2014. dan dua acara yang z sebutkan sebelumnya. Setiap kali z nerima ajakan temen buat ngebantuin acaranya mereka, z cuma mikirin satu hal: Waktu nya sesuai atau ngga.
Z gak pernah mikirin bakal dapet apa dari mereka, jadi
waktu ada panitia yang ngasih token of appreciation dan atau honor, z tersenyum dan bersyukur. Kalau pun gak dapet, z tetap merasa senang karena bisa ngebantuin acaranya temen, terlebih kalau ketika z ngeMC, pesertanya rame dan antusias, z merasa gak pantas buat minta lebih lagi. Bersyukur banget kalau panitia dan peserta acaranya senang.

Mama mengajarkan z untuk ikhlas melakukan apapun yang z lakukan, dan diatas segalanya, lakukan hal-hal bermanfaat yang z senangi. 
Nampil di depan banyak orang, dikenal (tapi tidak menjadi pusat perhatian) dan mengobrol adalah hal yang z suka. Z menjadikannya sebagai hobi. Z akan sangat senang sekali jika bisa menjadi penyiar tetap disebuah radio. 

Lalu pertanyaannya adalah, "kenapa Z memilih Akuntansi?"

Z dan akuntansi memiliki semacam ikatan emosional. Percaya atau gak, z pernah mengalami masa krisis kepercayaan diri sampai ke titik terendah (selama 20tahun usia) waktu jaman kelas satu SMA. Z tumbuh di lingkungan yang tidak pelit pujian, sekecil apapun hasil yang z lakukan, mama selalu tau bagaimana menjadikannya besar dengan pujian-pujian. Bisa dikatakan dari jaman TK-SMP z tidak mengalami kesulitan yang berarti, terbiasa menjalani sesuatu dengan lancar. Hingga untuk pertama kalinya waktu kelas satu SMA z merasakan yang namanya gagal.
Jaman kelas satu SMA, pertama kalinya z mengenal sifat individualis dan introvert. Pun pertama kalinya z merasa nyaris gagal beradaptasi dengan lingkungan saat itu. Pertama kalinya di cap bodoh secara tidak langsung, dinasehati di depan orang banyak yang justru malah menjadi mental breakdown dan mempermalukan z, dan untuk pertama kalinya z berada di bayang-bayang tidak bisa naik kelas. Saat itu juga, pertama kali nya z terluka karena seorang guru.
Bagi z guru adalah seseorang yang z hormati lebih tinggi dari sosok lainnya, karena Mama z seorang guru. Tapi pada saat itu z dipertemukan dengan seorang guru yang turut andil dalam krisis kepercayaan diri z. Pendek kata, dengan sisa-sisa krisis kepercayaan diri saat itu z berusaha bertahan di SMA dan memilih jurusan IPS. Lalu, seperti mengobati luka sebelumnya, z bertemu dengan guru yang mendukung dan berusaha mengembalikan kepercayaan diri z. Beliau membantu banyak dalam proses penyembuhan itu. Beliau pernah berkata, "Ibuk percaya zia bisa sukses di ips. Bisa ikut lomba, olimpiade dan lainnya. Ibuk percaya zia bisa, gak perlu sedih. Yang penting belajar yang fokus, gak usah pikirkan yang lain."
Karena kekecewaan yang mendalam pada guru sebelumnya dan dukungan penuh kasih sayang dari guru z setelahnya, yang merupakan guru ekonomi dan akuntansi, maka mulai dari saat itu z bertekad untuk membuktikan kalau z benar-benar bisa dan tidak bodoh. Z ingin membuktikan kalau z adalah orang yang patut diperhitungkan, adalah seseorang yang juga harus diperlakukan sama dengan teman-teman z yang berprestasi lainnya, Z ingin membuktikan kepada guru lama z, bahwa z bisa sukses, z tidak bodoh, z hanya perlu dibimbing oleh guru yang tepat. Dan guru yang tepat saat itu bukanlah beliau. Z ingin menunjukkan kepada beliau bahwa sebelumnya ada yang salah dengan cara beliau mendidik z, sehingga z tampak menyedihkan seperti sosok yang tidak penting untuk diperhitungkan.
Pada saat itu lah, z menemukan kecocokan dengan akuntansi. Wali kelas z, merupakan guru mata pelajaran ekonomi dan akuntansi. Dimata z, beliau adalah guru yang mengerti bagaimana caranya menghadapi siswa yang berbeda satu sama lainnya. Beliau tidak membedakan perlakuan kepada siapapun siswa nya.
Hingga akhirnya z menemukan alasan mengapa z memilih akuntansi. Pelajaran ini pernah mengembalikan kepercayaan diri z, pelajaran ini pernah mengembalikan eksistensi z waktu SMA, dan z tidak menyesali apapun setelahnya.

Meskipun tentu, akuntansi SMA dan kuliah jauh sekali berbeda. Dan meskipun tiap kali ujian semester ataupun uts di kuliah z suka kepikiran buat pindah jurusan, tapi percayalah z tidak pernah benar-benar serius untuk meninggalkan akuntansi. Meskipun mendapatkan nilai C+ untuk matakuliah Advance accounting dan auditing, z sudah mantap untuk tetap lulus dengan gelar sarjana ekonomi dari jurusan akuntansi. 

Terakhir, z tidak menyesali dan belakangan bersyukur sempat dipertemukan dengan guru yang membuat z terlihat menyedihkan. Kehadiran beliau menyadarkan z, bahwa dunia tidak hanya diisi dengan pujian manis mama. Lalu, guru z setelahnya menjadi seseorang yang menginspirasi z untuk kelak, suatu saat menjadi guru yang mendidik. Yup! Salah satu cita-cita z selanjutnya, menjadi seorang guru. Menjadi Guru Besar, menjadi dosen, menjadi guru. Menjadi pendidik yang baik dan sosok teladan untuk siswa z nanti nya.

Jadi, cuap-cuap adalah hobi
Dan akuntansi adalah pilihan hidup.

Postingan populer dari blog ini

tak pernah ada kata terlambat untuk sebuah kado

baru pulang nganterin biank -my blue notebook- ke customer service nya di gatsu tadi. ditemenin sama murobbiah yang baik hati. nyampe dikosan langsung mendadak mellow. belum berapa jam, kosan udah jadi sepi bangeet tanpa biank , ini aja ngeblog pake laptop nya Geu :'( selama seminggu gabisa liat biank, gabisa nonton, gabisa donlod running man dan barefoot friends, gabisa denger playlist gabisa ngerjain paper opa dan gabisa gabisa lainnya. sedih banget, tapi gapapa demi kesehatan biank kedepannya. really miss my lovely biank {} .  kado tampak depan tadi murobbiah yang baik hati ngasih kado ulangtahun, yang udah disiapin lebih dari sebulan yang lalu. tapi karena kitanya jarang banget ketemu akhir akhir ini jadi kado manis itu belum sempat berpindah tangan. dan kado nya lucuuu, jadi sedihh *loh* kertas kado nya sampe udah lecek banget saking udah lama nya tergeletak pasrah di mobil. tapi tentu ga ngurangin esensi ukhuwahnya dan absolutely esensi isi kadonya, tetep cantiik. yip

ala Chef

Hi! Akhirnya update blog lagi. Btw, hari ini masak. Yah biasa sih, kalau dirumah emang harus masak sendiri, karena Mama kerja, pulangnya baru sore, jadi kalau mau makan sesuatu yang masih anget ya masak sendiri. Nanti z ceritain masak apa hari ini. jari luka Tadi waktu masak ada drama! darah di cangkang telor Jadi tadi mau motong jeruk nipis, karena masaknya di toko dan gak ada talenan (alas buat motong) jadi sok-sok an motong sambil megang jeruk nipisnya, terus yah alih-alih motong jeruk nipis malah motong jari telunjuk ^^ Langsung berdarah. Sebenernya luka nya gak begitu dalam, tapi Z  biasanya kalau luka, darahnya susah berhenti. Padahal papa udah bilang, motongnya di meja aja, dialas pakai plastik. Nanti luka jarinya. Dan kejadian. Karena malu, meskipun perih langsung ditutup pakai tissue. Masih sok-sok an gamau bilang, udah ngabisin dua tissue penuh darah segar dan darahnya sampai tumpah ke cangkang telor, terus dialirin air yang banyak banget, tetep aja darahnya

Zia, pekerjaan dan teman.

Tampaknya satu-satunya alasan Zia masih bersosialisasi dan berhubungan dengan orang-orang ditempat kerja adalah bu Siska. Karena masih ada bu Siska. Karena masih punya tempat kembali untuk berkeluh kesah atau sekedar membahas kejadian bersama orang-orang diluar sana. Karena masih ada sosok yang setipikal dan sama, maka apapun yang kita bahas akan mendatangkan pemahaman yang sama tanpa perlu effort lebih untuk menjelaskan terlalu detail. Atau dalam bahasa singkatnya : hubungan mode hemat energi. Jadi bukan masalah besar harus menghadapi orang-orang diluar sana karena toh masih ada tempat untuk recharge energi karena rasa lelah setelahnya. Namun tentu perasaan yakin yang aku tulis diatas baru terasa saat sampai waktunya kita berpisah. Terdengar egois karena seperti Zia kehilangan tempat recharge energi nya, terbaca seperti ini hanya rasa sedih sepihak yang dipaksakan. Entah apa bu Sis merasakan hal yang sama. Semoga apapun yang terjadi diluar sana akan menjadi hal-hal baik untuk bu Sis d