Langsung ke konten utama

kelak, kalian paham bagaimana

aku tengah menikmati senja yang basah sore ini. agaknya berteman dengan selimut hangat dan coklat panas menjadi pilihan banyak orang sekarang, hingga tempat ini pun akhirnya menjadi surut dari kumpulan orang-orang.
sudahkah aku kisahkan kabarnya? ya! Dia Yang Namanya Tak Boleh Disebut, you-know-who. kemarin malam, kita bertemu. saling sapa dan melempar jokes sederhana. pertemuan itu seperti pertemuan pertemuan sebelumnya, dimana kita tak pernah merencanakannya sedikitpun. hanya membiarkan dan mengikuti aliran waktu.
malam itu, jalanan basah, udara basah, sedang pikiranku entah berlayar kemana. sejenak setelah menyelesaikan kelas praktikum pengganti makro, kak Puyuk minta ditemenin makan. aku hanya mengiyakan meski sejujurnya saat itu tidak terlalu lapar. sebelumnya, kak Puyuk minta aku menunggu sebentar dilantai dasar gedung A, sementara ia meletakkan modul mengajar hari itu.
aku selalu tak bisa menahan pikiran untuk sebentar saja diam dalam otak, memilih mengizinkannya berkelana membayangkan banyak hal, mengisi kebosanan menunggu. dan akhirnya aku tersadarkan saat ada yang tiba-tiba menyapa dengan wajah penuh senyum. sepintas, aku kira ini masih dilamunanku tadi, pikiranku bisa jadi belum kembali seutuhnya.
demi melihat wajahku yang bodoh masih belum bisa mencerna kehadirannya, Dia tertawa begitu lepasnya. melihat itu malah membuat aku semakin berpikir "itu dia?"
ah! orang lain pasti akan berpikir betapa berlebihannya aku, lebay bahasa anak sekarang. tak apa, mereka hanya sedang tidak merasakan apa yang aku rasakan saat ini.
nanti, saat malam mulai memeluk mereka dengan usia dan nyanyian kunang-kunang maka saat itu mereka mengerti. memang bisa jadi yang akan mereka rasakan berbeda, boleh jadi tak sehebat yang aku rasakan, bisa jadi tak seberlebihan ini. tapi kelak mereka akan paham kenapa aku bisa mendeskripsikan pertemuan singkat ini dengan rasa yang "dalam".
kelak, kalian paham.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

tak pernah ada kata terlambat untuk sebuah kado

baru pulang nganterin biank -my blue notebook- ke customer service nya di gatsu tadi. ditemenin sama murobbiah yang baik hati. nyampe dikosan langsung mendadak mellow. belum berapa jam, kosan udah jadi sepi bangeet tanpa biank , ini aja ngeblog pake laptop nya Geu :'( selama seminggu gabisa liat biank, gabisa nonton, gabisa donlod running man dan barefoot friends, gabisa denger playlist gabisa ngerjain paper opa dan gabisa gabisa lainnya. sedih banget, tapi gapapa demi kesehatan biank kedepannya. really miss my lovely biank {} .  kado tampak depan tadi murobbiah yang baik hati ngasih kado ulangtahun, yang udah disiapin lebih dari sebulan yang lalu. tapi karena kitanya jarang banget ketemu akhir akhir ini jadi kado manis itu belum sempat berpindah tangan. dan kado nya lucuuu, jadi sedihh *loh* kertas kado nya sampe udah lecek banget saking udah lama nya tergeletak pasrah di mobil. tapi tentu ga ngurangin esensi ukhuwahnya dan absolutely esensi isi kadonya, tetep cantiik. yip

ala Chef

Hi! Akhirnya update blog lagi. Btw, hari ini masak. Yah biasa sih, kalau dirumah emang harus masak sendiri, karena Mama kerja, pulangnya baru sore, jadi kalau mau makan sesuatu yang masih anget ya masak sendiri. Nanti z ceritain masak apa hari ini. jari luka Tadi waktu masak ada drama! darah di cangkang telor Jadi tadi mau motong jeruk nipis, karena masaknya di toko dan gak ada talenan (alas buat motong) jadi sok-sok an motong sambil megang jeruk nipisnya, terus yah alih-alih motong jeruk nipis malah motong jari telunjuk ^^ Langsung berdarah. Sebenernya luka nya gak begitu dalam, tapi Z  biasanya kalau luka, darahnya susah berhenti. Padahal papa udah bilang, motongnya di meja aja, dialas pakai plastik. Nanti luka jarinya. Dan kejadian. Karena malu, meskipun perih langsung ditutup pakai tissue. Masih sok-sok an gamau bilang, udah ngabisin dua tissue penuh darah segar dan darahnya sampai tumpah ke cangkang telor, terus dialirin air yang banyak banget, tetep aja darahnya

Zia, pekerjaan dan teman.

Tampaknya satu-satunya alasan Zia masih bersosialisasi dan berhubungan dengan orang-orang ditempat kerja adalah bu Siska. Karena masih ada bu Siska. Karena masih punya tempat kembali untuk berkeluh kesah atau sekedar membahas kejadian bersama orang-orang diluar sana. Karena masih ada sosok yang setipikal dan sama, maka apapun yang kita bahas akan mendatangkan pemahaman yang sama tanpa perlu effort lebih untuk menjelaskan terlalu detail. Atau dalam bahasa singkatnya : hubungan mode hemat energi. Jadi bukan masalah besar harus menghadapi orang-orang diluar sana karena toh masih ada tempat untuk recharge energi karena rasa lelah setelahnya. Namun tentu perasaan yakin yang aku tulis diatas baru terasa saat sampai waktunya kita berpisah. Terdengar egois karena seperti Zia kehilangan tempat recharge energi nya, terbaca seperti ini hanya rasa sedih sepihak yang dipaksakan. Entah apa bu Sis merasakan hal yang sama. Semoga apapun yang terjadi diluar sana akan menjadi hal-hal baik untuk bu Sis d