Dear, You
Agak aneh menuliskan surat di laman ini untuk mu. Seseorang yang belakangan sibuk bertanya. Adakah yang tengah mendekat? Adakah seseorang yang menarik hati?
Nah kabar baiknya, aku akan tetap menulis. Khawatir saja, barangkali tulisan-tulisan pendahulu begitu ambigu hingga kamu salah arti.
Aku tentu, sudah mengatakan lelah dengan komitmen main-main. Akan dengan senang hati jika berkomitmen selanjutnya dengan seseorang yang bermula dengan penentuan hari baik. Tapi bukan berarti aku sudah siap fitting baju bulan depan! Aku tentu punya banyak list yang ingin dituntaskan dan punya perencanaan tentang hari baik yang aku inginkan. Meski pada akhirnya memasrahkan diri pada kuasa Pencipta, setidaknya tak putus harap. Aku sungguh, menikmati banyak hal tanpa perlu didampingi dengan komitmen singkat saat ini. Ada di lingkungan yang dinamis, tugas-tugas dari dosen terhormat, berantem-berantem kecil dengan teman-teman sepermainan dan menceramahi monster kecil sudah lebih dari cukup memenuhi banyak ruang di hati. Sungguh bahagia saat aku bisa menjadi diriku sendiri dan bebas mengekspresikan apapun yang aku pikirkan. Maka, tak perlu lah repot-repot bersusah payah memikirkan waktu sesingkat-singkatnya memperoleh komitmen dari aku.
Aku percaya pada kalimat Jodoh ditangan Tuhan,
dan tentu aku setuju dengan kalimat seterusnya, Jika jodoh tidak dijemput maka tentu Ia akan tetap duduk manis di tangan Tuhan.
dan tentu aku setuju dengan kalimat seterusnya, Jika jodoh tidak dijemput maka tentu Ia akan tetap duduk manis di tangan Tuhan.
Manis sekali, dua kalimat itu. Saling mendukung. Nah dengarkan, jika kamu bertanya apakah aku akan siap jika kamu melakukan hal paling ekstrem? Datang menemui Mama-Papa dan turut serta membawa Ayah-Ibu mu kerumahku dalam waktu dekat, misalnya? Atau tiba-tiba muncul dengan sebuket mawar dan cincin di depan kamar ku bulan depan, misalnya?
Maka, jawaban nya adalah, itu bukanlah pertanyaan yang tepat untuk kamu tanyakan. Aku akan terus berusaha memperbaiki dan mempersiapkan diri. Terus belajar menjadi perempuan yang baik dan calon Ibu yang pintar. Aku akan terus mengusahakan itu. Permasalahannya adalah, aku belum memberikan kesempatan pada siapapun untuk meyakinkan aku. Maka, seekstrem apapun cara yang kamu lakukan saat ini, besar kemungkinan tidak membuahkan hasil apa-apa, karena aku belum mengizinkan siapapun untuk meyakinkan hatiku. Lalu jika selanjutnya kamu bertanya kapan aku akan mulai membuka hati, jawabannya adalah : Aku tidak tau. Barangkali suatu hari nanti kamu atau ada seseorang lainnya yang berhasil merobohkan keangkuhanku , atau bisa jadi juga tidak. Tenang saja, aku belum akan bosan untuk mengingatkan dua hal ini, pertama, Kalau jodoh pasti ketemu, kedua, Belum terlambat kalau mau mundur sekarang (fyi, aku belum melihat tanda-tanda akan menjadi perempuan manis loh)
Lalu kamu bertanya, dengan cara apa agar bisa membuatku yakin?
Untuk pertanyaan itu, barangkali kamu ingin jawaban paling akurat, tanyakan saja langsung pada Sang pembolak-balik hati. Tapi kalau kekeuh ingin tau jawaban sinis ku: Itu sih urusanmu!
Dan terakhir, Semangat ya!
Tidak ada satu hal pun yang akan sia-sia. 😉
Komentar
Posting Komentar
terimakasih sudah membaca ^O^