Langsung ke konten utama

Random Chat 2

Malam minggu kali ini ditinggalin mas Zaki dan mba Fira pulang ke surabaya dan pasuruan. Keduanya, geng tetua, "Ayah-Ibu" nya Pricing Team pulang. Jadilah, tinggal kita bertiga. The oldest son-daughter and the "bubly charming" last child (kaya judul lagu jaman dulu ga sih? 😅). Anw, malam ini kita memutuskan untuk ke Cifest, karena mba Amel gamau malem minggu sekedar dikosan. Dan sekali lagi, karena ga ada mas Zaki yang biasanya nyetirin kita, kali ini kita bertiga kembali pakai jasa taksi online. 

Baru aja turun dari mobil, dapet sms promo dari S*bucks buy 1 get 1.  Baiklah, sesekali minum kopi tidak akan masalah, seharusnya kan? 😅

Tapi yah, karena "ketidakbiasaan" itu, kopi yang tidak terlalu manis malam ini jadi obat pencahar yang cepat bereaksi sekaligus penahan kantuk yang terlalu ampuh, sampai akhirnya sedinihari ini masih bisa nulis blog 😅

Anw, random chat kali ini tentang itu. Mas Syad, Mba Lia dan (aku geli menulis kata selanjutnya, tapi ini mengutip caption mas Syad, jadi maafkan) Dede Zia malam minggu minus mas Zaki dan mba Fira.






Last, 3 foto terakhir. Yang pertama, full team ah bukan, full 'original' pricing team. Untuk pertama kalinya foto full team inti. Tapi karena alasan sedih, as a farewell to our sweetest sister, Mba Ajeng. Beliau akhirnya diamanahkan sebagai pic COCOS. Sedih, tapi tetap bersyukur karena kenal mba Jeng, anak kembar yang punya adik seumuran. Semoga sehat bahagia sukses semua urusan mba ku! We heart you, sincerely, ❤

Postingan populer dari blog ini

tak pernah ada kata terlambat untuk sebuah kado

baru pulang nganterin biank -my blue notebook- ke customer service nya di gatsu tadi. ditemenin sama murobbiah yang baik hati. nyampe dikosan langsung mendadak mellow. belum berapa jam, kosan udah jadi sepi bangeet tanpa biank , ini aja ngeblog pake laptop nya Geu :'( selama seminggu gabisa liat biank, gabisa nonton, gabisa donlod running man dan barefoot friends, gabisa denger playlist gabisa ngerjain paper opa dan gabisa gabisa lainnya. sedih banget, tapi gapapa demi kesehatan biank kedepannya. really miss my lovely biank {} .  kado tampak depan tadi murobbiah yang baik hati ngasih kado ulangtahun, yang udah disiapin lebih dari sebulan yang lalu. tapi karena kitanya jarang banget ketemu akhir akhir ini jadi kado manis itu belum sempat berpindah tangan. dan kado nya lucuuu, jadi sedihh *loh* kertas kado nya sampe udah lecek banget saking udah lama nya tergeletak pasrah di mobil. tapi tentu ga ngurangin esensi ukhuwahnya dan absolutely esensi isi kadonya, tetep cantiik. yip

ala Chef

Hi! Akhirnya update blog lagi. Btw, hari ini masak. Yah biasa sih, kalau dirumah emang harus masak sendiri, karena Mama kerja, pulangnya baru sore, jadi kalau mau makan sesuatu yang masih anget ya masak sendiri. Nanti z ceritain masak apa hari ini. jari luka Tadi waktu masak ada drama! darah di cangkang telor Jadi tadi mau motong jeruk nipis, karena masaknya di toko dan gak ada talenan (alas buat motong) jadi sok-sok an motong sambil megang jeruk nipisnya, terus yah alih-alih motong jeruk nipis malah motong jari telunjuk ^^ Langsung berdarah. Sebenernya luka nya gak begitu dalam, tapi Z  biasanya kalau luka, darahnya susah berhenti. Padahal papa udah bilang, motongnya di meja aja, dialas pakai plastik. Nanti luka jarinya. Dan kejadian. Karena malu, meskipun perih langsung ditutup pakai tissue. Masih sok-sok an gamau bilang, udah ngabisin dua tissue penuh darah segar dan darahnya sampai tumpah ke cangkang telor, terus dialirin air yang banyak banget, tetep aja darahnya

Zia, pekerjaan dan teman.

Tampaknya satu-satunya alasan Zia masih bersosialisasi dan berhubungan dengan orang-orang ditempat kerja adalah bu Siska. Karena masih ada bu Siska. Karena masih punya tempat kembali untuk berkeluh kesah atau sekedar membahas kejadian bersama orang-orang diluar sana. Karena masih ada sosok yang setipikal dan sama, maka apapun yang kita bahas akan mendatangkan pemahaman yang sama tanpa perlu effort lebih untuk menjelaskan terlalu detail. Atau dalam bahasa singkatnya : hubungan mode hemat energi. Jadi bukan masalah besar harus menghadapi orang-orang diluar sana karena toh masih ada tempat untuk recharge energi karena rasa lelah setelahnya. Namun tentu perasaan yakin yang aku tulis diatas baru terasa saat sampai waktunya kita berpisah. Terdengar egois karena seperti Zia kehilangan tempat recharge energi nya, terbaca seperti ini hanya rasa sedih sepihak yang dipaksakan. Entah apa bu Sis merasakan hal yang sama. Semoga apapun yang terjadi diluar sana akan menjadi hal-hal baik untuk bu Sis d