Sesungguhnya become needy affection people kepada seseorang yang lack ability to showing of their affection itu bahagianya seru.
Ain itu tipikal anak yang sulit sekali menunjukkan afeksinya ke orang terdekat. Padahal mah sayang, sayang banget malah. Z menulis banyak banget momen tentang manis nya sikap Arin yang munculnya hanya diwaktu tertentu dan tidak bisa diprediksi. Hal sederhana seperti tiba-tiba nyodorin tolakangin abis kita hujan-hujanan di pantai, terus sadar z gabisa minum tolakangin seperti minum madu sachet, jadilah dia inisiatif ngebukain tutup botol minum, biar z abis minum tolakangin langsung minum air putihnya, biar gak muntah. Atau selalu siap sedia hijab lebih waktu kita kekurangan hijab semasa liburan bareng. Dia juga selalu mempersiapkan banyak hal duluan, waktu z cek di rumah sakit, dia sudah siap sedia, datang kerumah sakit dengan berbagai printilan, katanya, "jaga-jaga kalau kamu harus opname." Alhamdulillahnya waktu itu cuma masuk UGD, ngga sampai opname.
Arin gak pernah ngomong terang-terangan kalau dia kangen atau sedang butuh dikuatkan. Asangki atau Debo masih akan tiba-tiba ngechat bilang, "gue kangen." walaupun dengan ekspresi datar. Kalau z dan Eta mah jangan ditanya, kita berdua adalah yang akan selalu merengek bilang "kangen... mau ketemu.. mau curhat...mau ini..mau itu...dst" Makanya, bermanja dan syukur-syukur ditanggepin dengan manis sama Arin tuh rasanya ngebikin bahagia banget.
Semacam sebuah ritual membasuh wajah pas lagi capek-capeknya dengan air yang sejuk. Nah gitu, bermanja ke seseorang yang sulit menunjukkan rasa sayangnya. Bahkan hingga saat ini, salah satu hal yang paling membuat z sedih waktu z sakit dulu adalah, membuat Arin menangis. Z inget banget gimana z gamau pisah dari Arin, z gamau tidur kalau gak ditungguin Arin, z nangis sampai peluk Arin sampai gak sadar berulangkali dan tiap kali sadar yang dicari pertama saat itu adalah Arin. Z bahkan masih bisa mengingat dengan jelas bagaimana Arin yang semula diam-diam menyusut tangisnya sampai akhirnya dia gak kuasa nahan nangis terang-terangan di depan kita semua. Z ngomong gini, "Arin jangan nangis, nanti z sedih." lalu dia jawab, "iya gak nangis, kamu sekarang tidur ya."
Mengingat masa tersulit waktu z sakit saat itu, luar biasa sekali. Seolah dalam waktu yang singkat Allah tunjukkan mana yang teman sebenarnya mana yang hanya berlabel teman. Alhamdulillahnya, sejauh ini, sampai hari ini, Arin adalah salah satu orang yang beneran teman. Btw, kita mau nonton Mocca awal Desember!! InsyaAllah..