G
aku harus menulis, sayang
karena ada banyak yang ingin diungkapkan --yang tak kunjung cukup waktu untuk kusampaikan--
karena ada banyak yang tak bisa aku tanyakan --oleh sebab tak cukup berani kukatakan--
tenang, tenanglah, sayang
aku tidak akan menanyakan dan tidak ingin menanyakan, ketika Kau datang,
dari mana saja Kau hari ini, kemarin, dan sebelum kemarin
karena aku pun tidak ingin tau.
tak pula ingin bertanya atas sebab apa Kau datang dan memutarkan musik,
lantas melenggang pergi
meninggalkan aku diantara dua cangkir latteseperti yang Kau lakukan terkahir kali
aku tidak peduli.
izinkan aku menulis, sayang
menulis sebait puisi, yang lantas kuhapus kembali.
lalu menulis sebaris lagi
tapi yang terukir hanya kalimat yang sama
tak juga mampu mewakili.
aku lah patung, sayang.
yang kau tikam berulang, dengan pisau yang sama, di tempat yang sama.
luka nya sama, sakit perihnya pun sama.
hingga akhirnya aku hilang rasa.
malam ini aku tak lagi puitis, sayang
sejak aku lupa bagaimana rasanya
menulis apa yang tak kau baca.
jangan bosan, sayang.
14 April 2014, 00:02
sebenarnya ada satu bait monolog ini yang tidak aku tuliskan.
bercerita tentang mengapa aku tidak pernah menyalahkan
berkisah tentang sebuah pujian. Ah, aku terlalu malu untuk menuliskannya
kembali. Betapa tidak adil nya aku? Hh, Kau bisa mencarinya di tumpukan
tumblr.
Komentar
Posting Komentar
terimakasih sudah membaca ^O^