aku tidak tahu ada berapa bilik dalam hatimu
apakah masih ada satu dari sekian banyak yang terisi
yang kau sediakan untukku bernaung
aku berusaha menepikan banyak hal saat kita berjalan bersisian lagi
setelah lebih dari 12 purnama terlalui begitu saja
adakah aku berada dalam satu bilik itu?
aku tidak mengerti ada berapa banyak rasa yang kau untai
apakah ada satu dari sekian banyak rasa itu milikku?
aku yakin kau lebih dari cukup sadar untuk tau aku mengulurkan tangan
tengah menanti apakah kau akan menyambut uluran tangan ini
mungkin jari kita menggenggam, tapi entah apakah hati kita bertaut
adakah hatiku tertambat sendiri?
setidaknya kau ingat,
kau yang mengetuk pintu ini saat malam datang
dan aku membukanya
bukankah sudah pernah kukatakan sebelumnya?
karena membiarkan pintu ini terbuka
menunggumu masuk setelah mengetuknya
hari ini, esok, lusa dan seterusnya
aku masih akan berusaha menyelami dalamnya lautmu
mengukur seberapa banyak bilik dihatimu
dan menunggu hingga kau benar-benar masuk dan kita menutup pintu ini bersama
semoga aku tidak terlalu naif
semoga waktu cukup baik hati hingga aku tidak harus menatap punggungmu berbalik melangkah pergi
menutup pintu ini, dari luar
aku paham tidak ada yang boleh tertinggal atau terlupa dibelakang
itu alasan kenapa aku cukup sabar untuk menunggumu berdamai dengan terik siang
semoga kau tidak terlambat menyelesaikan siangmu
karena kau telah memintaku berdiri menantimu menutup pintu ini bersama
semoga kau tidak lupa, aku tidak cukup kuat untuk berurusan dengan dingin yang panjang
(karena jika saja dingin ini terlalu lama saluran udaraku mulai tertutup satu-satu)
pernahkah kau melihat asma ku kambuh?
jika belum, kukatakan dari kini
itu sakit
apakah masih ada satu dari sekian banyak yang terisi
yang kau sediakan untukku bernaung
aku berusaha menepikan banyak hal saat kita berjalan bersisian lagi
setelah lebih dari 12 purnama terlalui begitu saja
adakah aku berada dalam satu bilik itu?
aku tidak mengerti ada berapa banyak rasa yang kau untai
apakah ada satu dari sekian banyak rasa itu milikku?
aku yakin kau lebih dari cukup sadar untuk tau aku mengulurkan tangan
tengah menanti apakah kau akan menyambut uluran tangan ini
mungkin jari kita menggenggam, tapi entah apakah hati kita bertaut
adakah hatiku tertambat sendiri?
setidaknya kau ingat,
kau yang mengetuk pintu ini saat malam datang
dan aku membukanya
bukankah sudah pernah kukatakan sebelumnya?
"masuklah jika kau ingin masuk, pintu ini terbuka. satu saja, jangan berdiri di pintu. macet."aku berharap kau cukup baik hati untuk tidak membiarkan aku diterpa angin malam terlalu lama
karena membiarkan pintu ini terbuka
menunggumu masuk setelah mengetuknya
hari ini, esok, lusa dan seterusnya
aku masih akan berusaha menyelami dalamnya lautmu
mengukur seberapa banyak bilik dihatimu
dan menunggu hingga kau benar-benar masuk dan kita menutup pintu ini bersama
semoga aku tidak terlalu naif
semoga waktu cukup baik hati hingga aku tidak harus menatap punggungmu berbalik melangkah pergi
menutup pintu ini, dari luar
aku paham tidak ada yang boleh tertinggal atau terlupa dibelakang
itu alasan kenapa aku cukup sabar untuk menunggumu berdamai dengan terik siang
semoga kau tidak terlambat menyelesaikan siangmu
karena kau telah memintaku berdiri menantimu menutup pintu ini bersama
semoga kau tidak lupa, aku tidak cukup kuat untuk berurusan dengan dingin yang panjang
(karena jika saja dingin ini terlalu lama saluran udaraku mulai tertutup satu-satu)
pernahkah kau melihat asma ku kambuh?
jika belum, kukatakan dari kini
itu sakit
seperti di toko sepatu
kita bersisian, kiri dan kanan
tapi kau sibuk menghadap keseberang
sibuk mengeluhkan "andai kita di rak yang sama"
apakah aku dan kau merupakan sepatu yang sama dengan ukuran yang beda?
hari ini, esok, lusa dan seterusnya
aku akan tetap disini, disebelahmu
meski kau sibuk menatap rak dihadapanmu
hingga waktunya datang,
waktu saat pembeli memilih, membawa sepatu-sepatu pulang
Komentar
Posting Komentar
terimakasih sudah membaca ^O^