sepagi ini rindu kerumah, kangen mama benar-benar membuncah.
rindu sekali.
seperti rindunya mawar akan embun disiang terik
sepagi ini satu-satunya hal yang ingin z lakukan hanya memeluk mama
lantas saling menatap
membuang napas panjang berkali-kali
begitu cara kami saling berbagi cerita
seperti sebuah ritual tidak tertulis,
setelahnya mama akan mengelus lembut kepala z
menenangkan dan membisikkan betapa mama sangat mencintai putrinya ini
tersenyum dan berkali-kali menyatakan kekagumannya "gak kerasa mbak udah besar.."
semacam sebuah bahasa cinta,
dimana hanya kami berdua yang paham apa dan bagaimana
tidak perlu banyak kalimat yang teruntai
cukup dengan tatapan yang dalam dan sebuah pelukan
mama mengerti apa yang ingin z sampaikan
seperti sebuah mozaik
yang hanya akan utuh saat cinta pertama z datang
datang dan dengan senyum jahilnya bilang "ih, pa liatlah anak manja papa. pasti lagi nangis,"
saat dia datang, semua dunia z teralihkan
saat dia datang itu artinya pelukan ini selesai sudah
saat dia datang ritual selanjutnya sudah harus dimulai
seperti sebuah cinta yang tidak menuntut kata-kata
superhero z datang, membawa bubur ayam terenak sedunia
buburnya biasa saja, sungguh
yang membuatnya menjadi nomor satu di dunia karena ritual kecil kami
berebut berlari ke dapur membawa piring dan sendok
bersegera menuangkannya
dan masih dengan uap mengepul menyodorkan piring itu kepada mama
saat diantara kami ada yang terlambat menyerahkan piring itu,
maka yang terlambat akan mencibir, "ih anak manja. udah besar masih minta disuapkan"
meskipun pada akhirnya mulut-mulut cerewet kami berdua akan diisi bergantian
tetap saja ritual mencibir itu ada
menjadi pemberi rasa pada hangatnya setiap pagi
seperti sebuah cinta yang tidak menuntut alasan
sepanjang sarapan pagi itu, kalimat-kalimat jahil bertaburan
ingin menunjukkan apa yang dilakukan siapa
"pa, mbak tadi malam sms-sms aja terus. ntah siapa yang dismsnya. pasti cowoknya pa"
"ma, kenal annisa gak? tau vanessa gak? ma..ma.. mbak baca sms adek tadi malam. isinya vanessa sama nisa aja ma"
"gak ada do ma. mbak niii, periksa-periksa hp orang tanpa izin"
"paa, mbak tu pacaran-pacaran. marahkanlah. papa nih pilih kasih. kalau Iki aja dimarahkan.."
seperti sebuah lagu yang biasa kami nyanyikan, papa tau dimana harus mengambil bagiannya
"udah makanlah dulu, jangan berantem gitu. masih pagi"
dan moment kecil kami, ditutup dengan kartun doraemon
tampaknya menonton anime yang satu ini telah menjadi bagian dari cinta dikeluarga kecil ini
rindu sekali.
seperti rindunya mawar akan embun disiang terik
sepagi ini satu-satunya hal yang ingin z lakukan hanya memeluk mama
lantas saling menatap
membuang napas panjang berkali-kali
begitu cara kami saling berbagi cerita
seperti sebuah ritual tidak tertulis,
setelahnya mama akan mengelus lembut kepala z
menenangkan dan membisikkan betapa mama sangat mencintai putrinya ini
tersenyum dan berkali-kali menyatakan kekagumannya "gak kerasa mbak udah besar.."
semacam sebuah bahasa cinta,
dimana hanya kami berdua yang paham apa dan bagaimana
tidak perlu banyak kalimat yang teruntai
cukup dengan tatapan yang dalam dan sebuah pelukan
mama mengerti apa yang ingin z sampaikan
seperti sebuah mozaik
yang hanya akan utuh saat cinta pertama z datang
datang dan dengan senyum jahilnya bilang "ih, pa liatlah anak manja papa. pasti lagi nangis,"
saat dia datang, semua dunia z teralihkan
saat dia datang itu artinya pelukan ini selesai sudah
saat dia datang ritual selanjutnya sudah harus dimulai
seperti sebuah cinta yang tidak menuntut kata-kata
superhero z datang, membawa bubur ayam terenak sedunia
buburnya biasa saja, sungguh
yang membuatnya menjadi nomor satu di dunia karena ritual kecil kami
berebut berlari ke dapur membawa piring dan sendok
bersegera menuangkannya
dan masih dengan uap mengepul menyodorkan piring itu kepada mama
saat diantara kami ada yang terlambat menyerahkan piring itu,
maka yang terlambat akan mencibir, "ih anak manja. udah besar masih minta disuapkan"
meskipun pada akhirnya mulut-mulut cerewet kami berdua akan diisi bergantian
tetap saja ritual mencibir itu ada
menjadi pemberi rasa pada hangatnya setiap pagi
seperti sebuah cinta yang tidak menuntut alasan
sepanjang sarapan pagi itu, kalimat-kalimat jahil bertaburan
ingin menunjukkan apa yang dilakukan siapa
"pa, mbak tadi malam sms-sms aja terus. ntah siapa yang dismsnya. pasti cowoknya pa"
"ma, kenal annisa gak? tau vanessa gak? ma..ma.. mbak baca sms adek tadi malam. isinya vanessa sama nisa aja ma"
"gak ada do ma. mbak niii, periksa-periksa hp orang tanpa izin"
"paa, mbak tu pacaran-pacaran. marahkanlah. papa nih pilih kasih. kalau Iki aja dimarahkan.."
seperti sebuah lagu yang biasa kami nyanyikan, papa tau dimana harus mengambil bagiannya
"udah makanlah dulu, jangan berantem gitu. masih pagi"
dan moment kecil kami, ditutup dengan kartun doraemon
tampaknya menonton anime yang satu ini telah menjadi bagian dari cinta dikeluarga kecil ini
hai cinta pertamaku
andai kamu tau, kebiasaan nguping telpon mbak, diam-diam ngebaca sms mbak
selama ini, kini malah menjadi satu hal yang sangat mbak rindukan
yang sehat ya cinta
jangan ngambek terus. belajar yang bener, jangan php in anak gadis orang terus
ntar kalau abangnya nyari mbak gimana? repot -..-
love love love
ah ya, jangan memonopoli mama!
kak, mampir di blog aku ya. :)
BalasHapushttp://farikhahqumairo123.blogspot.com/
makasih kak :)