Langsung ke konten utama

dua wajah mentari

aku terlalu takut untuk tidur.
terlalu bahaya jika dalam tidur harus bermimpi indah ataupun bermimpi buruk.
tak ada yang lebih baik.
seperti pagi ini, aku masih terlalu takut untuk tidur.
jika Kau tanyakan sejak kapan aku, yang dulu selalu tak sabaran menunggu waktu tidur datang namun kini selalu membenci ketika waktu itu datang. menjadi seperti ini,
maka jawabannya adalah sejak pertemuan-pertemuan ini
sejak tunggu menunggu
sejak dentingan sendok mulai bermain kembali pada nadanya yang hilang diwaktu lalu
sejak banyak kata dihamparkan dan dibaca bersama
sejak itu, seolah sedang menjemput apa yang hilang
untuk melihat sesaat dan menyedihkannya karena diberitahu tidak akan bisa melihatnya lebih lama dari dua wajah mentari pagi
kau tahu, ini benar-benar menjengkelkan
aku yang terlalu sibuk menunggu waktu yang hilang, terlalu meletup bahagia saat diberi kesempatan bertemu kembali
sekaligus sangat tidak suka untuk bertemu kembali, berusaha membunuh letupan bahagia dan menumbuhkan rasa benci
kenapa harus beri aku waktu melihat apa yang dulu hilang, tapi tak berikan aku waktu untuk memilikinya
paling tidak beri aku waktu untuk melihatnya lebih lama dari dua wajah mentari
paling tidak jika hanya dua wajah mentari jangan biarkan ada yang lain yang melihat hal itu juga. aku ingin, setidaknya selama dua wajah mentari ini, sesuatu yang kau tunjukkan, yang dulu sekali telah hilang, hanya kau tunjukkan padaku. tidak ada yang lain yang harus mengetahui hal ini kembali datang
aku terlalu takut untuk tidur
takut sekali jika aku tertidur dan saat bangun nanti menyadari kalau ini hanya mimpi indah, sesaat.
kau tahu, hal menjengkelkan selanjutnya?
dalam waktu dua wajah mentari, kau membuat aku kembali terbiasa
seolah tidak ada yang pernah hilang
kau tahu kenapa aku diam?
aku terlalu bingung, ragu dan takut dalam waktu yang sama
bingung dengan semua sikapmmu
ragu akan hatiku
takut jika ternyata yang hilang itu memang sudah hilang dan ini adalah hal yang baru
aku terlalu ragu
kau ini apa? siapa?
haruskah aku meminta jangan pernah menatap mata cokelat lagi?
jangan pernah menatap terlalu dalam
jangan pernah lagi ...
ah, kau tahu ada banyak jangan pernah yang ingin aku ucapkan
dan aku tau kau tau
jangan pernah apa yang selanjutnya
hanya jangan membuat aku salah mengartikan
kau tau aku sudah berusaha sekeras mungkin menganggap ini adalah hal yang baru
tap hatiku bersikeras lagi ini adalah hal yang hilang
entahlah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

tak pernah ada kata terlambat untuk sebuah kado

baru pulang nganterin biank -my blue notebook- ke customer service nya di gatsu tadi. ditemenin sama murobbiah yang baik hati. nyampe dikosan langsung mendadak mellow. belum berapa jam, kosan udah jadi sepi bangeet tanpa biank , ini aja ngeblog pake laptop nya Geu :'( selama seminggu gabisa liat biank, gabisa nonton, gabisa donlod running man dan barefoot friends, gabisa denger playlist gabisa ngerjain paper opa dan gabisa gabisa lainnya. sedih banget, tapi gapapa demi kesehatan biank kedepannya. really miss my lovely biank {} .  kado tampak depan tadi murobbiah yang baik hati ngasih kado ulangtahun, yang udah disiapin lebih dari sebulan yang lalu. tapi karena kitanya jarang banget ketemu akhir akhir ini jadi kado manis itu belum sempat berpindah tangan. dan kado nya lucuuu, jadi sedihh *loh* kertas kado nya sampe udah lecek banget saking udah lama nya tergeletak pasrah di mobil. tapi tentu ga ngurangin esensi ukhuwahnya dan absolutely esensi isi kadonya, tetep cantiik. yip

ala Chef

Hi! Akhirnya update blog lagi. Btw, hari ini masak. Yah biasa sih, kalau dirumah emang harus masak sendiri, karena Mama kerja, pulangnya baru sore, jadi kalau mau makan sesuatu yang masih anget ya masak sendiri. Nanti z ceritain masak apa hari ini. jari luka Tadi waktu masak ada drama! darah di cangkang telor Jadi tadi mau motong jeruk nipis, karena masaknya di toko dan gak ada talenan (alas buat motong) jadi sok-sok an motong sambil megang jeruk nipisnya, terus yah alih-alih motong jeruk nipis malah motong jari telunjuk ^^ Langsung berdarah. Sebenernya luka nya gak begitu dalam, tapi Z  biasanya kalau luka, darahnya susah berhenti. Padahal papa udah bilang, motongnya di meja aja, dialas pakai plastik. Nanti luka jarinya. Dan kejadian. Karena malu, meskipun perih langsung ditutup pakai tissue. Masih sok-sok an gamau bilang, udah ngabisin dua tissue penuh darah segar dan darahnya sampai tumpah ke cangkang telor, terus dialirin air yang banyak banget, tetep aja darahnya

Zia, pekerjaan dan teman.

Tampaknya satu-satunya alasan Zia masih bersosialisasi dan berhubungan dengan orang-orang ditempat kerja adalah bu Siska. Karena masih ada bu Siska. Karena masih punya tempat kembali untuk berkeluh kesah atau sekedar membahas kejadian bersama orang-orang diluar sana. Karena masih ada sosok yang setipikal dan sama, maka apapun yang kita bahas akan mendatangkan pemahaman yang sama tanpa perlu effort lebih untuk menjelaskan terlalu detail. Atau dalam bahasa singkatnya : hubungan mode hemat energi. Jadi bukan masalah besar harus menghadapi orang-orang diluar sana karena toh masih ada tempat untuk recharge energi karena rasa lelah setelahnya. Namun tentu perasaan yakin yang aku tulis diatas baru terasa saat sampai waktunya kita berpisah. Terdengar egois karena seperti Zia kehilangan tempat recharge energi nya, terbaca seperti ini hanya rasa sedih sepihak yang dipaksakan. Entah apa bu Sis merasakan hal yang sama. Semoga apapun yang terjadi diluar sana akan menjadi hal-hal baik untuk bu Sis d