aku terlalu takut untuk tidur.
terlalu bahaya jika dalam tidur harus bermimpi indah ataupun bermimpi buruk.
tak ada yang lebih baik.
seperti pagi ini, aku masih terlalu takut untuk tidur.
jika Kau tanyakan sejak kapan aku, yang dulu selalu tak sabaran menunggu waktu tidur datang namun kini selalu membenci ketika waktu itu datang. menjadi seperti ini,
maka jawabannya adalah sejak pertemuan-pertemuan ini
sejak tunggu menunggu
sejak dentingan sendok mulai bermain kembali pada nadanya yang hilang diwaktu lalu
sejak banyak kata dihamparkan dan dibaca bersama
sejak itu, seolah sedang menjemput apa yang hilang
untuk melihat sesaat dan menyedihkannya karena diberitahu tidak akan bisa melihatnya lebih lama dari dua wajah mentari pagi
kau tahu, ini benar-benar menjengkelkan
aku yang terlalu sibuk menunggu waktu yang hilang, terlalu meletup bahagia saat diberi kesempatan bertemu kembali
sekaligus sangat tidak suka untuk bertemu kembali, berusaha membunuh letupan bahagia dan menumbuhkan rasa benci
kenapa harus beri aku waktu melihat apa yang dulu hilang, tapi tak berikan aku waktu untuk memilikinya
paling tidak beri aku waktu untuk melihatnya lebih lama dari dua wajah mentari
paling tidak jika hanya dua wajah mentari jangan biarkan ada yang lain yang melihat hal itu juga. aku ingin, setidaknya selama dua wajah mentari ini, sesuatu yang kau tunjukkan, yang dulu sekali telah hilang, hanya kau tunjukkan padaku. tidak ada yang lain yang harus mengetahui hal ini kembali datang
aku terlalu takut untuk tidur
takut sekali jika aku tertidur dan saat bangun nanti menyadari kalau ini hanya mimpi indah, sesaat.
kau tahu, hal menjengkelkan selanjutnya?
dalam waktu dua wajah mentari, kau membuat aku kembali terbiasa
seolah tidak ada yang pernah hilang
kau tahu kenapa aku diam?
aku terlalu bingung, ragu dan takut dalam waktu yang sama
bingung dengan semua sikapmmu
ragu akan hatiku
takut jika ternyata yang hilang itu memang sudah hilang dan ini adalah hal yang baru
aku terlalu ragu
kau ini apa? siapa?
haruskah aku meminta jangan pernah menatap mata cokelat lagi?
jangan pernah menatap terlalu dalam
jangan pernah lagi ...
ah, kau tahu ada banyak jangan pernah yang ingin aku ucapkan
dan aku tau kau tau
jangan pernah apa yang selanjutnya
hanya jangan membuat aku salah mengartikan
kau tau aku sudah berusaha sekeras mungkin menganggap ini adalah hal yang baru
tap hatiku bersikeras lagi ini adalah hal yang hilang
entahlah.
terlalu bahaya jika dalam tidur harus bermimpi indah ataupun bermimpi buruk.
tak ada yang lebih baik.
seperti pagi ini, aku masih terlalu takut untuk tidur.
jika Kau tanyakan sejak kapan aku, yang dulu selalu tak sabaran menunggu waktu tidur datang namun kini selalu membenci ketika waktu itu datang. menjadi seperti ini,
maka jawabannya adalah sejak pertemuan-pertemuan ini
sejak tunggu menunggu
sejak dentingan sendok mulai bermain kembali pada nadanya yang hilang diwaktu lalu
sejak banyak kata dihamparkan dan dibaca bersama
sejak itu, seolah sedang menjemput apa yang hilang
untuk melihat sesaat dan menyedihkannya karena diberitahu tidak akan bisa melihatnya lebih lama dari dua wajah mentari pagi
kau tahu, ini benar-benar menjengkelkan
aku yang terlalu sibuk menunggu waktu yang hilang, terlalu meletup bahagia saat diberi kesempatan bertemu kembali
sekaligus sangat tidak suka untuk bertemu kembali, berusaha membunuh letupan bahagia dan menumbuhkan rasa benci
kenapa harus beri aku waktu melihat apa yang dulu hilang, tapi tak berikan aku waktu untuk memilikinya
paling tidak beri aku waktu untuk melihatnya lebih lama dari dua wajah mentari
paling tidak jika hanya dua wajah mentari jangan biarkan ada yang lain yang melihat hal itu juga. aku ingin, setidaknya selama dua wajah mentari ini, sesuatu yang kau tunjukkan, yang dulu sekali telah hilang, hanya kau tunjukkan padaku. tidak ada yang lain yang harus mengetahui hal ini kembali datang
aku terlalu takut untuk tidur
takut sekali jika aku tertidur dan saat bangun nanti menyadari kalau ini hanya mimpi indah, sesaat.
kau tahu, hal menjengkelkan selanjutnya?
dalam waktu dua wajah mentari, kau membuat aku kembali terbiasa
seolah tidak ada yang pernah hilang
kau tahu kenapa aku diam?
aku terlalu bingung, ragu dan takut dalam waktu yang sama
bingung dengan semua sikapmmu
ragu akan hatiku
takut jika ternyata yang hilang itu memang sudah hilang dan ini adalah hal yang baru
aku terlalu ragu
kau ini apa? siapa?
haruskah aku meminta jangan pernah menatap mata cokelat lagi?
jangan pernah menatap terlalu dalam
jangan pernah lagi ...
ah, kau tahu ada banyak jangan pernah yang ingin aku ucapkan
dan aku tau kau tau
jangan pernah apa yang selanjutnya
hanya jangan membuat aku salah mengartikan
kau tau aku sudah berusaha sekeras mungkin menganggap ini adalah hal yang baru
tap hatiku bersikeras lagi ini adalah hal yang hilang
entahlah.
Komentar
Posting Komentar
terimakasih sudah membaca ^O^